BOYOLALI, koranmadura.com – Sebanyak 160 pendaki yang sempat terjebak saat terjadi letusan freatik di kawasan puncak Merapi, saat ini sudah turun. Terhitung pada pukul 15.00 wib, seluruh pendaki sudah berhasil dievakuasi.
“Sudah turun semua, 160 pendaki,” kata Kasi Kedaruratan BPBD Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetyo di Pos New Selo, Kecamatan Selo, Boyolali, Jumat, 11 Mei 2018.
Pendaki yang terakhir sampai di Pos New Selo yakni rombongan 5 orang dari Karanganyar dan Sragen. Mereka berjalan pelan-pelan turun karena harus memapah salah satu temannya yang luka karena terjatuh di puncak.
Sampai di bawah, pendaki yang terluka bernama Danang Aji, langsung mendapatkan penanganan medis di Posko Kesehatan. Dia mengalami luka lecet dan memar di beberapa bagian tubuhnya, antara lain di kepala bagian belakang, tangan dan kaki.
Meski sudah turun semua, lanjut Kurniawan, pihaknya akan melakukan patroli. Sementara berkait aktivitas pendakian ke Merapi, apakah ditutup sementara, pihaknya tidak bisa memastikan. “Karena status (aktivitas) gunung Merapi sampai saat ini normal (tidak ada peningkatan status),” ujarnya.
Sementara itu, Riski, salah satu pendaki satu rombongan dengan Danang mengatakan, rombongannya paling terakhir turun. Di belakangnya sudah tidak ada lagi.
“Kelihatannya kami yang paling akhir sampai bawah, tapi di belakang saya tadi masih ada tim sapu bersih (relawan). Di Pasar Bubrah tadi juga masih ada tenda satu, tapi kemungkinan karena ditinggal lari pemiliknya,” kata Riski, di Pos New Selo.
Kasi Surveilance Dinas Kesehatan Boyolali, Teguh Tri Kuncoro menjelaskan, akibat letusan freatik, sejumlah pendaki mengalami luka-luka. Namun mereka hanya mengalami luka ringan karena terjatuh saat menyelamatkan diri. Terdapat belasan pendaki yang dibawa ke Pos Kesehatan di New Selo.
“Rata-rata luka ringan. Luka baret-baret. Juga ada yang kelelahan, mungkin tadi pagi belum sempat sarapan di atas, terus lari turun,” jelasnya.
Selain luka ringan, juga terdapat sejumlah pendaki yang mengalami cedera karena terkilir.