LAMPUNG, koranmadura.com – H Ferdinan Syarif Hidayatullah (56), meninggal dunia saat dia menjadi imam salat isya pada rakaat kedua di Masjid Annur, Langkapura, Bandar Lampung, Rabu, 16 Mei beberapa waktu lalu.
Diketahui, almarhum merupakan seorang pensiunan pembantu pencatat nikah KUA Langkapura. Selai itu, dia juga sudah dua puluh tahun menjadi imam di Masjid tersebut.
Seorang makmum bernama Mu’min Shiddiq yang mengaku melihat sang imam terjatuh menceritakan kronologi kejadiannya. Menurutnya, saat kejadian, dia menjadi makmum di belakang kiri sang imam.
Setelah rukuk dan i’tidal, tiba-tiba imam Ferdinan terjatuh ke belakang. Mengira penyakit jantung Ferdinan kambuh, Mu’min langsung membatalkan salatnya dan membantunya. “Saya batalkan salat saya, dan menadah kepalanya, sembari berupaya mengangkat badannya, tapi ternyata tidak kuat bahkan nafasnya mulai terengah-engah,” ujarnya, seperti dikutip koranmadura.com dari Tribun Video, Sabtu, 19 Mei 2018.
Melihat nafas Ferdinan mulai sesak, Mu’min mengaku mulai membisikkan lafal dzikir. Sang imam meninggal saat akan diangkat untuk dibawa ke RS DKT.
Ferdinan diketahui memang memiliki sakit jantung, dan beberapa bulan ini kesehatannya semakin menurun. Menurut penuturan Mu’min, Almarhum Ferdinan dikenal sebagai imam yang bacaan Al Quran nya bagus dan banyak. “Beliau ini qori, jadi sudah tak diragukan amalan beliau,” ungkapnya.
Tak hanya itu, sebelum meninggal, sang imam sempat melantunkan Surat Al Isra ayat 79 yang ternyata artinya tentang keutamaan salat tahajud. Mu’min yang mengetahuinya pun tak heran jika almarhum melantunkan ayat tersebut, mengingat almarhum memang rajin beribadah salat tahajud.
“Memang beliau ini rajin shalat tahajud, dan saya sering melihat beliau di masjid tapi saat sebelum dia mulai mengidap sakit jantung,” tuturnya. (TRIBUNNEWS.com/ROS/DIK)