SUMENEP, koranmadura.com – Sejak dibangun pada tahun 2008, gudang rumput laut (klaster) hingga kini masih belum juga difungsikan. Akibatnya bangunan yang menghabiskan angagran miliaran rupiah itu menjadi mubazir. Bahkan beberapa gedungnya sudah rusak.
Kini bangunan yang terletak di Desa/Kecamatan Batuan, Sumenep, Madura, Jawa Timur itu terancam menjadi monomen proyek. Sebab, sudah mendekati 11 tahun Pemerintah daerah belum menentukan pengusaha yang akan mengelola klaster tersebut.
Kepala Dinas Perikanan Arief Rusdi menjelaskan mengatakan waktu pengoperasian klaster itu belum dipastikan. Saat ini masih dalam tahap penjajakan dengan pihak ketiga atau pengusaha. ”Ada sejumlah pengusaha, namun belum mengerucut pada satu (pengusaha),” katanya.
Menurutnya terdapat beberapa pengusaha yang cukup antusias untuk mengelola klaster itu. Pihaknya terus melakukan komunikasi secara inten dengan pengusaha tersebut. Hanya saja Arief tidak menyebutkan nama pengusaha yang ingin mengelola.
”Maklum, kondisi klaster itu kan sudah banyak yang rusak. Kami inginkan pengusaha ikut memperbaiki sebelum melakukan operasi,” ucapnya.
Dia menambahkan, termasuk kontribusi yang harus diberikan kepada pemerintah dalam hal PAD (pendapatan asli daerah). “Intinya, keberadaan klaster itu harus dikelola dan bermanfaat. Dan, hanya bisa dikelola pihak ketiga dengan kontrak dengan pemkab, ” ucapnya.
Ditanya mengenai status aset, Mantan Kepala Dinas Peternakan mengaku jika klaster itu sudah diserahterimakan dari pemerintah pusat ke daerah. ”Sudah menjadi aset daerah. Intinya, kami inginkan setelah lebaran sudah bisa beroperasi,” tandasnya. (JUNAIDI/SOE/D4N)