Sebentar lagi umat Islam Indonesia dan di berbagai penjuru dunia akan merayakan Hari Raya Idul Fitri 1439 hijriyah setelah selesai sebulan penuh menuaikan ibadah puasa Ramadan. Berbagai tradisi perayaan Idul Fitri akan mudah dijumpai pada umat Islam di manapun. Di Indonesia, perayaan Idul Fitri di berbagai daerah penuh warna. Sebuah gambaran betapa ajaran Islam dalam hal seremoni begitu mudah berinteraksi dengan budaya lokal.
Warna perayaan Idul Fitri di Sumatra Barat sangat berbeda dengan di Sulawesi. Demikian pula di Aceh berbeda dengan di Jawa. Kesemarakan perayaan Idul Fitri juga terasa khas di Daerah Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Bahkan di Jawa saja, beberapa kabupaten memiliki kekhasan tersendiri dalam merayakan Idul Fitri.
Inilah nuasa indah semangat Bhinneka Tunggal Ika yang mewarnai pula dalam berbagai seremoni kegiatan keagamaan. Ya, seremoni keagamaan memang penuh keanekaragamaan namun tetap dalam landasan kesatuan keislaman khas Indonesia, yang ramah, bersahabat, jauh dari berbagai riak-riak kekerasan.
Tak hanya di kalangan umat Islam suasana kemeriahan perayaan Idul Fitri itu. Kebersamaan antar umat agamapun sangat terasa. Umat beragama lain ikut pula bergembira merayakan Idul Fitri. Bahkan bukan hal luar biasa bila dijumpai saudara-saudara dari kalangan Kristiani dan agama lain ikut pula meramaikan aktivitas mudik –sebuah tradisi khas Indonesia. Indonesia yang penuh warna bila dicermati akan sangat terlihat dalam perayaan Idul Fitri. Di tengah mayoritas umat Islam negeri ini dalam merayakan Idul Fitri ikut bergembira pula kalangan masyarakat beragama lain.
Suasana kebersamaan itu akan lebih terlihat lagi nanti pada perayaan Idul Adha terutama ketika pembagian daging kurban. Semua masyarakat di negeri ini tanpa batas-batas agama ikut menikmati pembagian daging kurban. Tak usah aneh bila usai pembagian daging kurban seperti terjadi pembakaran sate secara massal pada seluruh masyarakat –tanpa kecuali.
Dengan paparan selintas ini, sungguh negeri ini sebenarnya mememiliki karakter dan kekhasan hubungan sosial yang sangat luar biasa indah. Keanekaragaman suku, agama, adat istiadat sama sekali tidak menciptakan batas-batas berarti. Yang terlihat hanya warna warni yang membentuk mozaik indah dalam payung bernama Indonesia.
Mereka yang berpikir jernih tentu akan berupaya keras menjaga keindahan penuh warna ini agar jangan tercabik oleh berbagai kepentingan sempit bernama perebutan kekuasaan politik. Dan fakta memperlihatkan hanya ketika ada segelintir orang yang mengedepankan nafsu berkuasa, mengeksploitasi perbedaan, yang memunculkan ketegangan berlebihan. Bila para petualang politik seperti itu tak ada, perbedaan pilihan politik di negeri ini sejatinya praktis tidak pernah menimbulkan masalah berarti.
Sekedar contoh, dalam pelaksanaan Pilkada tahun 2017, dari sekitar 101 daerah yang melaksanakan Pilkada, tidak lebih dari satu daerah yang sedikit diwarnai ketegangan berlebihan. Itupun secara faktual ketegangan bermuara dipicu justru dari mereka yang berada di luar jalur kekuatan parti politik resmi, yang menggoda beberapa partai untuk mengeksploitasi perbedaan secara berlebihan. Sementara sisanya, pelaksanaan Pilkada dengan keanekaragaman warna pilihan berjalan tertib dan lancar.
Pelaksanaan Pilkada serentak tahun ini, yang akan berlangsung hanya beberapa hari usai umat Islam melaksanakan ibadah puasa Ramadan, insya Allah berbekal semangat yang terbangun dari kesucian bulan Ramadan diharapkan jauh dari riak-riak ketegangan berlebihan. Kebersamaan yang terbangun dari kegiatan bulan Ramadan diharapkan terus berlanjut mewarnai pelaksanaan Pilkada di 171 daerah, sehinga dapat berjalan tertib dan lancar.
Mungkin itulah harapan dari pelaksanaan ibadah puasa tahun ini, yang berlangsung jelang pelaksaan Pilkada. Semoga kepedulian dan kebersamaan yang terpampang indah selama bulan Ramadan makin berkembang indah dan memberi kontribusi moral meningkatkan ikatan persaudaraan sebangsa dan setanair Indonesia. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1439 hijriyah, semoga amal ibadah kita selama Ramadan diterima Allah SWT dan secara kemanusiaan mewujud menjadi energi moral indah untuk sumbangsi terwujudnya Indonesia hebat. (*)