SUMENEP, koranmadura.com – Inflasi Kabupaten Sumenep, Madura, yang terjadi pada bulan Mei 2018 melampaui inflasi nasional dan Provinsi, yakni 0,30 persen. Sementara Nasional dan Jawa Timur secara berurutan ialah 0,21 dan 0,17 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, Syaiful Rahman menjelaskan, dari tujuh kelompok pengeluaran, di bulan tersebut semuanya mengalami inflasi.
Dari tujuh kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi itu, kelompok bahan makanan tercatat paling tinggi, yaitu 0,95 persen. Sementara yang paling rendah ialah kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga, yakni 0,02 persen.
Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi kedua ialah kelompok sandang, mengalami inflasi sebesar 0,39 persen. “Selanjutnya disusul kelompok kesehatan sebesar 0,21 persen,” ujar Rahman.
Kelompok keempat yang juga mengalami inflasi di bulan Mei ialah kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar, yaitu sebesar 0,07. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,04 persen.
“Sedangkan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami inflasi sebesar 03 persen,” kata Rahman, lebih lanjut.
Dia menjelaskan, beberapa komoditas utama yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi Sumenep pada bulan Mei di antaranya daging ayam ras, telur ayam ras, dan tongkol pindang.
Selebihnya, dia menyampaikan bahwa laju inflasi akumulatif Sumenep di bulan Mei ialah 1,01 pesen. Angka tersebut lebih rendah dibanding Jawa Timur dengan 1,18 persen, dan Nasional yang mencapai 1,30 persen.
“Begitu juga dengan laju inflasi tahun ke tahun (Year on Year) Sumenep di bulan Mei juga lebih rendah dari Jawa Timur dan Nasional. Bulan lalu, laju YoY Sumenep ialah 2,42 persen. Sementara Jawa Timur dan Nasional masing-masing 2,74 dan 3,23 persen,” pungkasnya. (FATHOL ALIF/ROS/DIK)