KORANMADURA.com – Hari ini, 1 Juni 2018 diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Menurut catatan sejarah, gagasan mengenai lahirnya pancasila muncul dalam sidang BPUPKI pada tahun 1945. Dalam perumusan lebih lanjut ada beberapa nama yang dianggap sangat berperan, antara lain Mohammad Yamin, Dr. Soepomo, dan Ir Soekarno.
Pertama, Mohammad Yamin. Ia lahir di Sumatera Barat. Ia merintis karirnya dengan bergabung dalam organisasi kepemudaan di Sumatera, Jong Sumatranen Bond. Moh Yamin juga terlibat menyusun ikrar Sumpah Pemuda yang dibacakan dalam Kongres Pemuda II. Ia juga turut berperan dalam menetapkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Pada 1945, Moh Yamin terpilih sebagai anggota Badan Penyidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dalam sidang BPUPKI, Moh Yamin menjelaskan gagasannya. Gagasan dasar negara yang diutarakan Moh Yamin ada lima, di antaranya perikemanusiaan, periketuhanan, perikerakyatan, dan kesejahteraan rakyat. Selain gagasan secara lisan, ia juga menyampaikan usulan tertulis mengenai rancangan dasar negara. Rancangan yang diajukan Yamin adalah Ketuhanan Yang Maha Esa; kebangsaan persatuan Indonesia; rasa kemanusiaan yang adil dan beradab; kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kedua, Dr Soepomo. Ia lahir di Sukoharjo, Jawa Tengah. Karena berasal dari keluarga priyayi, ia mendapatkan kesempatan sekolah ke jenjang lebih tinggi. Pendidikannya diawali di di ELS (Europeesche Lagere School) di Boyolali (1917), MULO (Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs) di Solo (1920), dan menyelesaikan pendidikan kejuruan hukum di Bataviasche Rechtsschool di Batavia pada tahun 1923. Pada sidang BPUPKI 31 Mei 1945, giliran Soepomo yang mengungkapkan rancangannya soal dasar negara. Rancangan versi Soepomo meilputi persatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir dan batin, musyawarah, dan keadilan rakyat.
Ketiga, Ir Soekarno. Ia lahir di Surabaya, Jawa Timur. Menempuh pendidikan di Eerste Inlandse School, sekolah tempat ayahnya bekerja. Pada Juni 1911, Soekarno dipindahkan ke Europeesche Lagere School (ELS) untuk memudahkannya diterima di Hogere Burger School (HBS). Pada 1915, Soekarno telah menyelesaikan pendidikannya di ELS dan berhasil melanjutkan ke HBS di Surabaya, Jawa Timur. Pemikiran dan perjuangannya ketika berada di Surabaya terasah oleh HOS Cokroaminoto. Di sana, Soekarno banyak bertemu dengan tokoh Sarekat Islam, kemudian tergabung dalam Tri Koro Dharmo dan Budi Utomo. Soekarno juga tercatat sebagai anggota BPUPKI. Saat sidang BPUPKI 1 Juni 1945, Ir Soekarno menyampaikan pidato dan mengemukakan gagasan mengenai dasar negara yang terdiri dari 5 butir. Gagasan Soekarno yaitu kebangsaan Indonesia, internasionalisme dan perikemanusiaan, mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial, dan Ketuhanan Yang Maha Esa. Pada akhir pidatonya, Soekarno menamakan gagasan tersebut dengan Pancasila. Panca yang berarti lima, dan sila yang berarti prinsip. (kompas.com/beth)