SUMENEP, koranmadura.com – Ibarat kata pepatah, sudah jatuh masih tertimpa tangga. Itulah yang mungkin dirasakan ribuan guru honorer kategori dua (K2) di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menjelang Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriyah.
Dibanding para guru berstatus aparatur sipil negara (ASN), nasib guru honorer K2 di kabupaten paling timur Pulau Madura seperti langit dan bumi. Bagaimana tidak, di saat ASN mendapat tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13, honorer K2 THR saja tak dapat.
Ketua Forum K2 Sumenep, Abd. Rahman mengatakan, pihaknya sebetulnya sudah mengajukan agar paling tidak tenaga honorer K2 mendapat THR. Hanya saja, hingga sekarang pengajuan tersebut belum ada titik terang.
“Sungguh tragis memang nasib K2 di Sumenep. Kami merasa ada ketidakadilan. Padahal, di lapangan kami sudah bekerja penuh waktu. Bahkan, pengabdian kami ada yang sudah puluhan tahun,” katanya.
Karena itu, pihaknya mempertanyakan penghargaan pemerintah kepada para tenaga honorer K2. Kondisi seperti ini ia nilai sudah tak masuk akal. “Saya tidak tahu, apakah Bapak-bapak yang terhormat itu punya rasa iba atau tidak,” tegas dia.
Bahkan yang lebih parah, menurutnya, dana insentif sebesar Rp 350 ribu per bulan, hingga sekarang belum dicairkan. Padahal, sambung dia, sebentar lagi sudah mau lebaran, dan bank sudah akan libur. “Hal ini menurut saya merupakan langkah mundur,” pungkasnya. (FATHOL ALIF/ROS/DIK)