SUMENEP, koranmadura.com – Meski baru memasuki musim kemarau, satu desa di wilayah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, sudah terdampak kekeringan. Bahkan, desa tersebut telah mengajukan permohonan suplai (dropping) air bersih kepada pemerintah setempat.
“Saat ini sudah ada satu desa yang telah mengajukan permohonan dropping air bersih. Satu desa itu ada di Kecamatan Pasongsongan,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep, Abd. Rahman Riadi, tak menyebut nama desa yang dia maksud, Selasa, 5 Juni 2018.
Baca: Puluhan Desa di Sumenep Berpotensi Terdampak Kekeringan
Atas permintaan tersebut, menurut Rahman, BPBD akan melakukan verifikasi ke lapangan untuk memastikan, apakah desa itu memang sudah butuh dropping air bersih atau belum.
“Memang betul selama beberapa waktu terakhir sudah lama tidak turun hujan. Tapi di daerah-daerah tertentu biasanya masih ada sisa air di embung-embung yang dibangun sebagai tadah air hujan. Makanya kami verifikasi dulu,” ujarnya.
Selain satu desa, menurut mantan Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumenep itu, ke depan tidak menutup kemungkinan akan ada lagi desa yang mengajukan permohonan dropping air bersih.
Sesuai hasil pemetaan dan identifikasi BPBD, pada musim kemarau kali ini ada 46 desa di lingkungan kabupaten paling timur Pulau Madura berpotensi terdampak kekeringan, baik kering langka maupun kering kritis.
Puluhan desa itu tersebar di 15 kecamatan, dengan perincian: Kecamatan Pasongsongan 4 desa; Rubaru 3 desa; Dasuk 2 desa; Batuputih 12 desa; Batang-Batang 4 desa; Saronggi 2 desa; Lenteng 4; Bluto 2 desa; Talango 4 desa: Nonggunung 1 desa; Batuan 2 desa; Ganding 1 desa; Pragaan 3 desa; Ambunten 1 desa; dan Gapura 1 desa. (FATHOL ALIF/ROS/DIK)