KORANMADURA.com – Beredarnya surat yang menggunakan tanda tangan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo atau Pakde Karwo untuk memilih Khofifah-Emil membuat kiai-kiai Jawa Timur sedikit resah dan gelisah. Mereya meyakini, surat yang beredar itu hanya permainan oknum belaka jelang Pilgub 27 Juni tiba. Para kiai masih yakin Pakde Karwo takkan berpaling dari Gus Ipul. Sebab sudah ada surat perjanjian yang disaksikan lima kiai di Jawa Timur saat Soekarwo berpasangan dengan Gus Ipul.
“Kami masih yakin Pakde Karwo tidak akan mengingkari surat perjanjian yang telah dibuat di hadapan kiai-kiai,” kata Dr KH Ahmad Fahrur Rozi, Pengasuh Pesantren An Nur Bululawang I, Malang di Cafe Kauman, Surabaya, Minggu 24 Juni 2018.
Gus Fahrur, sapaan akrabnya menyangsikan beredarnya surat dukungan terhadap Khofifah-Emil dengan kop surat Partai Demokrat. Ia menilai surat itu masih belum valid. Gus Fahrur tetap yakin kalau Pakde Karwo tak pernah ingkar janji dengan komitmennya bersama kiai-kiai. Apalagi, hingga saat ini hubungan Pakde dengan kiai-kiai juga tidak ada masalah. Apalagi Pakde sering bertemu dengan kiai dan tidak pernah menjelaskan akan mengeluarkan surat dukungan kepada Khofifah-Emil.
Ketua Ikatan Gus-Gus Indonesia (IGGI) Jawa Timur ini masih ingat betul komitmen Pakde Karwo. Katanya, faktanya valid. Komitmen itu dibuat dibuat tanggal pada 12 Januari 2013 dengan ditandatangani oleh Pakde Karwo dengan Gus Ipul dan disaksikan lima kiai yang turut tanda tangan yang dibubuhi materai Rp 6.000 di Ploso, Kabupaten Kediri. Kiai-kiai tersebut adalah KH Zaiduddin Djazuli, KH Nurul Huda Jazuli, KH Idris Marzuki (Lirboyo), KH Anwar Mansur dan KH Anwar Iskandar.
Surat tersebut dibuat sebelum pencalonan Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa) jilid II dengan memuat 5 (lima) poin. Dalam surat itu berisi:
Pertama, apabila kami terpilih sebagai gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur akan menjadikan kejujuran dan kerjasama sebagai modal dalam mewujudkan pemerintah yang bersih dan pro rakyat.
Kedua, dalam pengambilan keputusan, kami berdua senantiasa mengedepankan prinsip musyawarah dan kerjasama terutama yang menyangkut perencanaan, anggaran dan hala-hal strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan serta pengangkatan pimpinan SKPD dan BUMD.
Ketiga, kami berdua wajib menjunjung dan menumbuhkembangkan pendidikan khususnya yang berbasis pesantren, pelayanan kesehatan dan pemberdayaan ekonomi umat sebagai prioritas dan siap bekerja sama dengan Nahdlatul Ulama.
Keempat, Gubernur Jawa Timur terpilih memberikan peran dan wewenang kepada Wakil Gubernur secara proporsional dan mempersiapkan wakil Gubernur untuk menjadi Gubernur pada periode berikutnya. Kelima komitmen tersebut di atas akan kami pertanggungjawabkan secara sungguh-sungguh di hadapan para ulama dan di hadapan Allah SWT.
“Para kiai menganggap sampai saat ini tidak ada pencabutan surat yang dibuat Pakde Karwo bersama Gus Ipul,” ungkap dia.
Kiai, lanjut dia, tidak percaya dengan beredarnya surat dukungan yang berisi seruan untuk mencoblos Khofifah-Emil, karena selama ini masih belum ada pernyataan resmi yang dikeluarkan Pakde Karwo. Apalagi Pakde tidak pernah membuat statement yang berkaitan dengan pembuatan surat ini.
“Lha kita bertemu dengan Pakde Karwo juga tidak ada apa-apa, tidak ada statement yang keluar dari beliau. Ini sebagai upaya untuk menepis beredarnya surat yang meresahkan masyarakat,” tegas Gus Fahrur. (merdeka.com/SOE/DIK)