KEDIRI, koranmadura.com – Karena malu tidak naik kelas, Ar (16), siswa SMPN Plosoklaten, nekat memanjat tower BTS di Desa Kawedusan, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Sabtu, 9 Juni 2018.
Aksi nekat Ar dilakukan setelah melihat buku rapor yang dibagikan dengan keterangan tidak naik kelas. Usai menerima rapor Ar sudah menunjukkan gelagat mengalami depresi.
Malahan saat menyeberang jalan di depan sekolahnya Ar juga nyaris terserempet truk. Selanjutnya Ar yang masih mengenakan seragam pramuka berjalan ke arah barat. Tak jauh dari sekolahnya ada bangunan baru BTS dengan tinggi 45 meter, kemudian dipanjat sampai ke puncaknya.
Ulah Ar sempat membuat heboh warga yang mengetahuinya. Apalagi, Ar nekat bertahan tak mau turun meski sempat dibujuk warga. Untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, warga memasang terpal keliling di bawah tower.
Warga kemudian mendatangkan neneknya ke lokasi tower serta memintanya segera turun. Hati Ar baru luluh setelah diiming-iming uang oleh warga serta dijanjika akan naik kelas. Ar saat ini merupakan siswa kelas 7, karena tidak naik kelas sehingga tetap tinggal di kelas 7. Selama ini Ar tinggal bersama neneknya di Desa Bangkok, Kecamatan Gurah.
Setelah dapat iming-iming uang dan janji naik kelas, Ar kemudian mau turun. Kondisi Ar sendiri tubuhnya sudah lemas. “Anaknya mau turun setelah ada iming-iming dapat uang dan naik kelas,” ungkap Karno (45), warga Kawedusan.
Ar berada di atas tower hampir satu jam, sehingga saat turun kondisinya sudah lemas. Warga kemudian memberi air minum serta mengantarkan Ar ke rumahnya. (TRIBUNNEWS.com/ROS/DIK)