KORANMADURA. com – Korban tewas akibat serangan bom bunuh diri di Mastung, Provinsi Balochistan, Pakistan, Jumat kemarin, terus bertambah. Hingga Sabtu, 14 Juli 2018, korban meninggal dunia tercatat mencapai 133 orang. Selain itu, 200 orang mengalami luka-luka.
“Ada lebih dari 200 orang mengalami luka-luka dan dirawat di sejumlah rumah sakit di kota Quetta. Beberapa dari mereka dalam kondisi kritis,” kata Menteri Dalam Negeri wilayah bagian Balochistan, Agha Umar Bangalzai, dikutip dari tempo.co
Serangan teror ini terjadi menjelang pemilu di negara tersebut yang akan diselenggarakan 25 Juli 2018 mendatang, sekaligus menjadi teror paling mematikan sepanjang 2018. Bom bunuh diri itu meledak dalam sebuah iring-iringan kampanye Partai Balochistan Awami. Kepolisian Pakistan menjelaskan, diantara korban tewas terdapat seorang pemimpin nasionalis.
Pejabat senior kepolisian Pakistan, Qaim Lashari mengatakan, lebih dari seribu orang datang ke kampanye Partai Balochistan Awami yang digelar di jantung kota Mastung, Pakistan. Kepolisian Pakistan mengkonfirmasi, pelaku bom bunuh diri menggunakan sekitar 16-20 kilogram Bomb Disposal Squad atau BDS sehingga menyebabkan ledakannya sangat besar.
Kelompok ISIS, melalui kantor berita AMAQ, mengklaim serangan teror itu. Namun tidak memberikan keterangan lebih lanjut. ISIS terakhir kali melancarkan teror di Pakistan pada Februari 2017 dengan mengincar wilayah selatan Pakistan. Teror itu menewaskan 83 orang dan melukai lebih dari 150 orang.