JAKARTA, koranmadura.com – Hingga Minggu, 29 Juli malam, sebanyak 554 pendaki gunung Rinjani telaah dievakuasi pasca bencana gempa bumi sebesar 6,4 skala richter (SR) yang mengguncang Nusa Tenggara Barat (NTB).
Menurut salah seorang petugas jaga Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGB), Rudi, masih ada sebanyak 266 pendaki yang tercatat secara resmi masih belum berhasil dievakuasi dari gunung setinggi 3.276 meter itu.
Dia menjelaskan, jumlah pendaki yang terdaftar sejak pendakian tanggal 27 hingga 28 Juli sebanyak 820 orang yang terbagi menjadi 617 wisata mancanegara dan 203 wisata lokal. “Itu jumlahnya yang resmi tedaftar 820, sudah sama porter dan guide. Mereka terjebak, paling banyak orang asing. Tapi bisa jadi jumlah itu bertambah karena ada juga yang dari jalur lain,” katanya, Senin, 30 Juli 2018.
Menurut Rudi, tim evakuasi gabungan yang berasal dari TNGB, Basarnas, BPBD, Brimob dan TNI sudah kembali mendaki untuk melakukan evakuasi pada pukul 07.00 WIB pagi ini. Ada beberapa titik lokasi yang menurutnya menjadi konsentrasi pendaki yang terjebak, diantaranya Sembalun, Batu Ceper dan Danau Segara Anak.
Rudi mengakui, jika evakuasi jalur darat agak sulit dilakukan karena terhalang longsor batu dari tebing yang menutup akses jalan. Selain itu, masih banyak porter atau guide yang sebetulnya menguasai wilayah Rinjani masih enggak untuk ikut membantu evakuasi karena trauma dan mengurus keluarganya yang terkena musibah gempa. “Banyak porter yang trauma, padahal mereka yang paling tahu gunung Rinjani,” paparnya.
Sejauh ini, kata Rudi, pendaki yang sudah berhasil turun masih ditangani di puskesmas Simbalun. Beberapa masih ada yang dirawat inap. “Belum ada yang pulang, karena ada yang trauma juga,” pungkasnya.
Sejak gempa pertama berkekuatan 6,4 SR mengguncang Lombok Timur Minggu (29/7), BMKG mencatat sudah terjadi sebanyak 228 kali gempa susulan hingga hari ini. Adapun jumlah korban meninggal dunia sudah mencapai 17 orang. (CNNINDONESIA.com/ROS/VEM)