OTTAWA, koranmadura.com – Gelombang panas yang melanda wilayah Kanada bagian timur terus berlanjut. Korban tewas akibat gelombang panas tersebut pun bertambah menjadi 54 orang.
Seperti dilansir AFP, Sabtu, 7 Juli 2018, kebanyakan korban tewas akibat gelombang panas yang terjadi berada di wilayah Montreal.
Otoritas kesehatan metropolitan Montreal menuturkan bahwa korban tewas di wilayahnya telah mencapai 28 orang. Sejumlah korban tewas lainnya dilaporkan berasal dari sebelah barat daya Quebec.
Gelombang panas ini melanda Kanada sejak pertengahan pekan ini. Otoritas Lingkungan Kanada memperkirakan suhu udara maksimum mencapai 35 derajat Celsius, namun indeks panas udara menyatakan suhu itu akan terasa seperti 45 derajat Celsius.
Suhu udara di wilayah Kanada naik hingga mencapai level 30 derajat Celsius sejak 29 Juni lalu. Prediksi menyebut suhu udara akan kembali turun pada Sabtu, 7 Juli 2018 waktu setempat.
“Melihat pada prakiraan cuaca, kita menunggu suhu udara kembali ke normal dalam beberapa jam,” ucap juru bicara Kementerian Kesehatan, Noemie Vanheuverzwijn.
Kebanyakan korban yang tewas di Montreal merupakan pria berusia rata-rata 50 tahun atau lebih tua. Para korban diketahui hidup dalam kondisi memprihatinkan tanpa pendingin udara.
Wilayah Ontario juga dilanda suhu udara tinggi, namun sejauh ini tidak ada laporan korban jiwa. Tahun 2010 lalu, sekitar 100 orang tewas akibat cuaca panas ekstrem di wilayah Montreal. (DETIK.com/ROS/VEM)