JAKARTA, koranmadura.com – Presiden Joko Widodo berbagi kisah sedih masa kecilnya saat bertemu dengan para atlet panahan di Istana Kepresidenan Bogor, Sabtu, 7 Juli 2018. Ia menceritakan bahwa Jokowi ingin sekali beli alat panahan, namun tak bisa terwujud lantaran keadaan orang tuanya yang tak memungkinkan.
Awal kisah sedihnya itu ia ungkapkan saat bertemu dengan Radit, seorang remaja atlet panahan dari Solo, Jawa Tengah yang dipanggil Jokowi untuk melafalkan Pancasila di halaman belakang Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Mendengar asal kota Radit, Jokowi terkenang masa kecilnya.
“Rumah saya di Solo itu, dekat dengan yang namanya lapangan Manahan. Di sana memang tempat orang memanah. Setiap hari waktu saya kecil lewat sana,” kata Jokowi.
Suami Iriana ini mengaku memiliki hasrat memanah setiap lewat lapangan Manahan. Katanya, dalam hatinya ada keinginan besar untuk membeli panah, namun ia sadar keadaannya tak mampu berbuat banyak.
“Setiap hari saya lewat di sana, lihat orang memanah, tapi saya tak bisa beli karena kondisi orang tua saya yang tidak memungkinkan. Tapi saya terus lihat di sana, tiap hari lewat sana, lihat,” katanya.
Namun, hasratnya untuk bisa memanah akhirnya bisa terwujud. Dia menceritakan, setelah menjadi Presiden RI dia bisa membeli alat panahan, berlatih bahkan sempat ikut lomba.
“Setelah jadi Presiden baru saya bisa beli. Alhamdulillah, patut disyukuri. Jadi, apa yang saya inginkan sejak kecil baru bisa saya wujudkan saat tua,” tambahnya. (DETIK.com/SOE/DIK)