BANDUNG, koranmadura.com – Melati nama samaran merupakan wanita yang jadi korban dugaan pelecehan seksual oleh badut Smurf beberapa waktu lalu. Insiden pahit itu dialami Melati saat mengantar kakak dan keponakannya ke Jalan Asia Afrika, Bandung, Jawa Barat.
DItuturkan Melati, setidaknya ada dua kali dirinya dan badut itu melakukan sesi foto bareng. Sesi pertama tak terjadi keanehan. Namun pada sesi kedua, tangan badut Smurf justru memegang bagian intim tubuhnya. Insiden itu lantas diviralkan Melati di media sosial (Medsos).
Usai beritanya viral, Melati mengaku dihubungi oleh seorang pria yang menyebut dirinya koordinator kelompok badut di Asia Afrika. “Waktu itu suami saya yang jawab teleponnya. Ya terus yang pakai kostum Smurf itu meminta maaf ke suami saya,” kata Melati, Kamis, 26 Juli 2018.
Kendati demikian, Melati tak bisa memaafkan perbuatan badut tersebut. Melati yang mendengar percakapan tersebut merasa kalau pria di balik badut Smurf itu tak ikhlas meminta maaf. “Saya belum bisa memaafkan perbuatan dia. Masa minta maaf bilang ke suami saya ‘cepetan dimaafin atau enggak’, kayak yang enggak ikhlas,” ujarnya.
Melati pun meminta petugas Satpol PP Kota Bandung yang sudah menangkap pelaku untuk diproses. Bahkan Melati sudah meminta kepada Satpol PP agar pria dibalik kostum Smurf dikeluarkan dari kelompok badut di Asia Afrika.
“Saya sudah minta dikeluarkan saja dia. Tapi belum ada tanggapan. Saya minta itu supaya enggak ada korban lagi,” tandasnya. (DETIK.com/ROS/VEM)