PAMEKASAN, koranmadura.com – Bertepatan pada HUT Ke-72 Bhayangkara, Rabu, 11 Juli 2018, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pamekasan, Madura, Jawa Timur, menyerukan institusi Polri untuk berbenah dalam menjalankan tugas-tugas pengamanan dan stabilitas bangsa ini dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Menurut Ketua PWI Pamekasan, Abd Aziz, berbenah diri di institusi Polri Pamekasan perlu dilakukan, mengingat terdapat sejumlah kasus kriminal yang hingga saat ini belum tuntas.
Berdasarkan diskusi akhir tahun PWI Pamekasan bertajuk “Polisi dan Media” menyebutkan, ada beberapa kasus tindak pidana kriminal di Pamekasan yang cenderung kurang diperhatikan. Antara lain kasus pembakaran maling, pembunuhan istri pejabat Dinas Perhubungan (Dishub) dan tindak lanjut kasus pornografi di kantor Pemkab Pamekasan.
“Dalam diskusi akhir tahun teman-teman PWI yang didasarkan pada catatan media, kasus pembakaran maling hidup-hidup itu kan baru ditangani setelah viral di media sosial youtube dan Polres ditegur oleh Mabes Polri,” tuturnya.
Dalam kasus pembunuhan istri pejabat Dishub, sampai saat ini belum terungkap, dan demikian juga dengan kasus pornografi masih tinggal dua tersangka yang belum diproses hukum. Padahal kapolres sebelumnya merilis tersangka tiga orang, dan dua diantaranya masih buron.
“Jadi, Polri lemah dalam pengungkapan kasus, tapi kelemahan ini tertutupi oleh gencarnya promosi kegiatan, melalui media internal polisi dan media sosial,” jelasnya.
Kasus-kasus yang cenderung terabaikan oleh institusi ini, menurut mahasiswa magister Media dan Komunikasi Unair Surabaya itu, adalah yang berhubungan dengan elit lokal Pamekasan dan kurang menjadi perhatian pimpinan. “Kalau khusus narkoba, itu karena menjadi atensi. Jadi, mau tidak mau harus terus dilakukan,” ujarnya.
Di sisi lain, kata dia, Polri mampu memberikan informasi kepada masyarakat melalui publikasi kegiatan yang selama ini gencar dilakukan. “Hampir semua polres di seluruh Indonesia kini telah memiliki media publikasi sendiri dalam situs tribratanews.com. Belum lagi adanya media-media sosial seperti facebook, twitter dan instagram yang dibuat oleh masing-masing satuan, dengan laporan dan foto kegiatan hampir tiap menit,” terangnya.
Oleh karenanya, sambung Aziz, pada HUT Ke-72 Bhayangkara kali ini, diharapkan bisa menjadi momentum untuk berbenah, sehingga terjadi proses keseimbangan antara promosi dengan kinerja pengungkapan kasus.
Pewarta Perum LKBN Antara ini menyatakan, media yang baik adalah media yang tidak hanya membantu mempromosikan kegiatan, akan tetapi juga mengingatkan apabila ada institusi ataupun masyatakat. (RIDWAN/ROS/DIK)