SAMPANG, koranmadura.com – Jatuh, tertimpa tiang pula. Begitulah yang dirasakan oleh Pak Mawan (63), warga asal Dusun Kebuwan, Desa Kebun Sareh, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur. Selain tidur di rumah gubuk bambu nyaris ambruk, bapak paruh baya ini juga hidup tanpa aliran listrik selama puluhan tahun.
“Sudah 30 tahun saya tinggal disini, saya tidak pernah menikah karena tidak punya uang. Kondisi tiang bambu rumah sudah keropos dan mulai ambruk karena dimakan rayap sejak 10 tahun,” tutur Mawan, Selasa, 3 Juli 2018.
Disisi lain Pak Mawan mengaku bahwa ada sejumlah warga ingin menyalurkan bantuan swadaya bambu untuk rumahnya yang mulai ambruk. Namun dirinya menolak lantaran warga setempat dinilai sudah banyak membantunya. “Ada warga yang ingin membantu, tapi saya menolaknya karena kebutuhan makan saya sehari-hari sudah banyak dibantu tetangga,” ungkapnya.
Kepala Dusun Kebuwen, Desa Kebun Sareh, Sukron mengatakan, pihaknya membenarkan bahwa Pak Mawan hidup sebatangkara dan tinggal di rumah gubuk yang mulai ambruk. Bahkan untuk menghidupi kesehariannya ia menunggu uluran tangan tetangganya.
“Pak Mawan nguli jadi tukang angkut air kebutuhan warga sekitar untuk mendapatkan imbalan makan ataupun upah. Tetangganya memberikan bantuan seadanya, karena kondisi perekonomian tetangganya juga mengalami keterbatasan,” ujarnya.
Pihaknya berharap, perhatian pemerintah pusat atau pemerintah Sampang sangat diharapkan terhadap kondisi warganya. Meski dua tahun lalu, warganya luput dari program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), sebab hingga saat ini program tersebut tak kunjung ada.
Baca: Tak Tersentuh Pemerintah, Pria Tunadaksa ini Tetap Berkarya
Ketua Pegiat Jaka Jatim Koorda Sampang, Sidik mengaku sangat prihatin terhadap kondisi Pak Mawan yang saat ini hidup sebatangkara dan rela tidur di rumah gubuk bambu yang ambruk hingga puluhan tahun. Menurutnya, kondisi Pak Mawan merupakan potret kemiskinan yang ada di Kabupaten Sampang. Tidak hanya itu, pihaknya juga mempertanyakan gelontoran dana pemerintah untuk program RTLH, karena tidak mampu membenahi rumah Pak mawan.
“Kemana selama ini anggaran bantuan Pemerintah yang digelontorkan di Kabupaten Sampang? Asal tahu saja, Pak Mawan dengan kondisinya itu tidak mampu makan tiga kali sehari. Jadi jangan enak-enak saja para pejabat Sampang dengan segala kemewahannya. Lihatlah warga Sampang di bawah,” kesalnya. (MUHLIS/SOE/DIK)