RIAU, koranmadura.com – Aksi mahasiswa bersama puluhan tenaga kesehatan rumah tunggu kelahiran (RTK) di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, sempat jadi korban kemarahan Satpol PP. Atas kejadian itu, dua orang pengunjuk rasa dilaporkan masih dirawat di RSUD Bangkinang.
“Dua rekan kita sampai sekarang masih di rawat, satu dari RTK Fitriani dan satu koordinator aksi demi David Dafizu masih di rawat di RSUD. Mereka menjadi korban represif Satpol PP Kampar,” kata Koordinator Pusat Aliansia BEM se-Riau, WR Koprianto kepada detikcom, Rabu, 18 Juli 2018.
Koprianto yang akrab disapa Dion itu menjelaskan, bahwa Senin, 16 Juli lalu mahasiswa bersama RTK mengelar aksi demo di Kantor Bupati Kampar, di Bangkinang. Mereka menuntut agar pihak Pemkab Kampar segera membayarkan honor para RTK yang sudah sejak Januari 2018 tidak dibayarkan.
“Kita datang baik-baik, lantas dilakukan pertemuan terbatas bersama Sekda Kampar. Tapi menuai jalan buntu di lantai dua,” kata Dion.
Karena tak terjadi kesepakatan, aksi demo terus berjalan. Tak lama, Satpol PP marah-marah terhadap pendemo. Tindak kekerasan lantas ditunjukan Satpol PP kepada pengunjuk rasa. “Satu rekannya kita sempat pingsan karena terjadi aksi saling dorong. Untuk mahasiswa, menjadi korban pemukulan,” kata Dion.
Masih menurut Dion, korban dari mahasiswa kemarin sore telah dilakukan visum. Selanjutnya, mereka melaporkan kasus dugaan pemukulan itu ke Polres Kampar. “Kita sudah laporkan atas tindakan represif yang membuat rekan kita masuk rumah sakit,” kata Dion. (DETIK.com/ROS/DIK)