PAMEKASAN, koranmadura.com – Keberhasilan pasangan Baddrut Tamam-Raja’e (Berbaur) di Pilkada Pamekasan, Madura, Jawa Timur, tidak lepas dari dukungan pemilih pemula.
Berdasar rekapitulasi perolehan suara oleh KPU setempat, pasangan nomor urut 1 itu mengalahkan rivalnya, Kholilurrahman-Fathor Rahman (Kholifah) dengan selisih 29.403 suara atau 5,9 persen dari suara sah.
Analis politik Pamekasan, Ansarul Hidayat, mengatakan kemenangan pasangan Berbaur karena mampu meraih dukungan kelompok muda, terutama kalangan pemilih pemula. “Tidak bisa dipungkiri, sebagian besar pemilih pemula terutama di lima kecamatan, yakni Kota, Pademawu, Tlanakan, Galis dan Larangan mendukung pasangan ini,” kata Ansarul.
Pekerja di salah satu lembaga survei Jawa Timur itu menjelaskan, kecenderungan pemilih muda mendukung pasangan yang diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu karena figur dalam pasangan tersebut dianggap pas untuk kalangan muda. Apalagi jargon yang digunakan dan model kampanye yang dilakukan cukup menyentuh dengan kepentingan dan keinginan kelompok tersebut.
Analisa itu, kata dia, juga didasarkan pada hasil survei yang dilaksanakan beberapa lembaga survei dalam rentang waktu tidak terlalu lama dari waktu pencoblosan.
“Dari hasil survey itu diketahui kalangan muda merasa cukup terwakili oleh pasangan itu,” jelas dosen salah satu perguruan tinggi negeri Jawa Timur tersebut.
Dalam analisa lembaganya, dukungan kelompok muda itu mencapai 20 persen dari total perolehan suara Berbaur. Sementara untuk pasangan Kholifah tidak lebih dari 10 persen.
Disamping dukungan kelompok muda, pasangan Berbaur juga diuntungkam dengan keterwakilan wilayah. Sebab, Baddrut Tamam dianggap merepresentasikan keterwakilan wilayah selatan dan wakilnya yang merupakan mantan salah satu kepala desa di wilayah Kecamatan Batumarmar mewakili warga di Pamekasan utara. Kondisi itu cukup membantu upaya mendongkrak perolehan suara.
Kemenangan pasangam Kholifah di salah satu kecamatan wilayah utara, yakni Waru, tidak lebih karena pengaruh dukungan tokoh empat pesantren berpengaruh di Pamekasan. Ansarul yang disertasinya membahas soal pola politik masyarakat Madura itu tidak menampik kekuatan Baddrut juga ditopang oleh pendukung lawan Kholilurrahman pada Pilkada sebelumnya, yakni Ahmad Syafii.
“Memang pendukung Pak Syafii sebagian besar lari ke Berbaur. Tapi itu tidak terlalu signifikan,” katanya.
Sebab, kata dia, yang paling menonjol dari beberapa kali survei adalah dukungan kalangan muda dan keterwakilam wilayah.
Saat disinggung peran blater pada Pilkada Pamekasan kali ini, Ansarul Hidayat mengatakan kedua pasangan sama-sama memiliki kekuatan para jawara Madura tersebut. “Hanya saja, kekuatan blater itu perlu didukung dengan kekuatan lainnya, dan Baddrut unggul di kekuatan ini,” jelas Ansarul.
Ia juga mencontohkan pada Pilkada Sampang yang masing-masing pasangan juga memegang dukungan blater dan kepala desa. Namun, pemenang dari salah satu diantara ketiganya adalah yang mampu menggarap potensi lainnya.
Senada Ansarul, ketua Kelompok Kajian Sosial Madani Pamekasan, Muslihul Kamil, mengatakan diantara strategi pasangan Berbaur yang mampu menopang kemenanganmya adalah dukungan kelompok muda dan keterwakilan wilayah.
“Pasangan Kholifah lebih mempresentasikan kalangam santri sementara Berbaur mampu menarik perhatian pemilih pemula dengan jargon mudanya,” kata Muslihul. (G.Muj/SOE/VEM)