PAMEKASAN, koranmadura.com – Warga Pamekasan, Madura, Jawa Timur, kesulitan untuk mendapatkan elpiji atau Liquified Petroleum Gas (LPG) 3 kg. Pasalnya elpiji melon ini mengalami kelangkaan sejak tiga pekan terakhir.
Situasi langka ini dimanfaatkan oleh sebagian pengecer untuk menaikkan harga elpiji melon. Tak tanggung-tanggung harga yang dipatok oleh pengecer sampai Rp 20 ribu.
Kerena menjadi kebutuhan, warga tetap mencari dan membeli elpiji melon meski harga mengalami kenaikan cukup tinggi.
“Ya tetap beli. Mas, ini kan sudah menjadi kebutuhan, tapi kami menyayangkan pengecer memanfaatkan kelangkaan untuk menaikkan harga,” kata Maila, Senin, 30 Juli 2018.
Untuk mendapatkan elpiji melon, Maila serta tetangganya harus mencari ke wilayah kota Gerbang Salam, karena pengecer di daerahnya kehabisan stok sejak tiga pekan terakhir.
“Kami cari ke kota Mas, harganya Rp 18-20 ribu,” terangnya.
Maila yang merupakan ibu rumah tangga asal Desa Larangan Badung, Kecamatan Palengaan Pamekasan, ini berharap besar pemerintah memantau harga elpiji melon di tingkat distributor hingga pengecer.
“Kalau tidak diawasi, besar kemungkinan harga elpiji ini akan turus naik, karena sampai sekarang masih langka,” bebernya.
Dikonfirmasi terpisah, salah satu pengecer di wilayah Kecamatan Pelangaan, Wasilah mengakui elpiji melon mengalami kenaikan harga. Bahkan ada pengecer yang menjual Rp 20 ribu.
“Saya sudah sepakan tidak dapat kiriman, dan beberapa toko lainnya memang begitu. Saya tidak tahu apa penyebabnya kok sampai langka, mungkin harganya mau naik,” kata Wasilah, pengecer asal Desa Larangan Badung, Kecamatan Palengaan. (RIDWAN/SOE/DIK)