SURABAYA, koranmadura.com – Hari ini Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin melepas keberangkatan kloter pertama jemaah calon haji (CJH) dari Asrama Haji Embarkasi Surabaya. Pesan lain yang diselipkan Menag kepada calon haji (calhaj) adalah terkait Mina.
Menurut Lukman, JCH dapat memperluas wilayah tempat tinggal mereka selama di Makkah dan Madinah. Namun lain halnya dengan situasi di Mina yang wilayahnya sangat terbatas.
Lukman sendiri mengaku telah merundingkan sejumlah upaya agar akomodasi JCH di Mina dapat ditingkatkan, meski nampaknya sulit terealisasi.
“Puncak stamina jemaah yang sudah lelah dan tinggal di tenda-tenda ini butuh perhatian lebih. Di Mina yang perlu ditambah adalah tenda-tenda dan toilet. Kami bersama negara-negara lain telah berunding bahwa menambah kuota sangat tidak mungkin dengan keadaan Mina seperti sekarang,” katanya usai pemberangkatan di Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES), Selasa, 17 Juli 2018.
Terlepas dari itu, dia pun berharap, pelaksanaan haji tahun ini lebih lancar hingga Jemaah haji dipulangkan. “Alhamdulillah kami mengucap rasa syukur atas pemberangkatan perdana yang berlangsung lancar ini. Semoga ini terus berjalan lancar hingga pemulangan,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Lukman juga menjelaskan, adanya persoalan rekam biometrik di Asrama Haji, di mana ada beberapa alat yang bermasalah. Namun Lukman meyakinkan itu hanyalah masalah teknis saja. “Itu masalah teknis bukan prinsip. Yang terpenting adalah proses imigrasi bisa kita pangkas sehingga calon jemaah haji ketika sampai di sana bisa langsung ke dalam bus,” tambah Lukman.
Kebijakan rekam biometrik sendiri memang baru dilaksanakan tahun ini meski baru dapat dilakukan di dua embarkasi, yaitu Embarkasi Surabaya dan Jakarta.
Pemberangkatan calon jemaah haji perdana asal Embarkasi Surabaya sendiri terbagi ke dalam 3 kloter dengan total 1.350 jemaah. Masing-masing kloter berisi 450 jemaah calon haji. (detik.com/ros/vem)