JAKARTA, koranmadura.com – Novel Baswedan akhirnya kembali bekerja sebagai penyidik KPK setelah beberapa bulan mengalami gangguan mata lantaran diserang air keras oleh orang tak dikenal. Kini, sang pemberani itu resmi masuk kantor, Jumat, 27 Juli 2018.
Pantauan di Gedung KPK, Novel tiba di gedung yang berada di Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan sekitar pukul 08.10 WIB. Dia tiba mengenakan baju batik cokelat dan celana hitam.
Di depan gedung KPK, ketua KPK Agus Rahardjo dan wakilnya Saut Situmorang sudah berdiri menyambutnya. Tak hanya itu, mantan pimpinan KPK Abraham Samad dan Bambang Widjojanto juga hadir. Kehadiran Samad dan Bambang semakin memberi energi lebih bagi Novel untuk bersih-bersih korupsi di negeri ini.
“Selamat datang kembali. Kami terima sepenuh hati, tetap bekerja di tempat semula tanpa ada mutasi,” kata Ketua KPK Agus Rahardjo.
Setelah menerima sambutan dari jajaran KPK, Novel langsung menyalami mereka satu persatu. Bahkan Novel sempat dipeluk dan digendong Saut Situmorang. Para pegawai KPK yang sudah menunggu sejak satu jam sebelumnya mengikat mengikat lengannya dengan pita merah sebagai lambang solidaritas untuk Novel.
Novel saat ditemui oleh awak media bertekad tidak akan berhenti suara tentang korupsi di negeri ini. Siapa yang bersalah, maka harus dipenjara.
“Hari ini saya bersyukur saya bisa melihat, saya mengalami keadaan yang sebelumnya saya merasa tidak bisa melihat. Oleh karena itu, sebagai bentuk rasa syukur saya, saya masuk kerja dan melakukan apa yang bisa saya jalankan,” kata Novel di gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat 27 Juli 2018.
Bahkan penyerangan yang dialami oleh dirinya tidak akan pernah membuatnya getir, apalagi takut. Mentalnya tetap sebagai penyidik yang tegas dan tanpa pandang bulu.
“Tidak ada kata ‘sedih’ pada diri saya, tidak ada saya jatuh mental, semuanya saya syukuri, pertama kali kejadian saya sampaikan saya ikhlas, saya maafkan pelakunya. Tetapi saya tidak akan berhenti bersuara untuk ini semua diungkap, saya tetap bicara dengan risiko apa pun,” ujarnya.
Dia berharap pemerintah segera mengambil langkah terkait pengungkapan kasusnya. Novel menyebut polisi tak mau menangani kasus yang menimpanya.
“Saya mendesak Bapak Presiden, mengapa tidak Bapak Kapolri, saya sejak awal sampaikan polisi tidak mau untuk ungkap ini, oleh karena itu saya minta pada atasan polisi,” pungkasnya. (DETIK.com/SOE/DIK)