SAMPANG, koranmadura.com – Karena jumlah anak didik terus merosot, SMA Negeri 4 Sampang berpotensi dialihfungsikan ke sekolah kejuruan. Bahkan terancam tutup. Pasalnya, dalam tiga tahun terakhir, jumlah siswa di sekolah yang beralamat di Jl. Keramat, Kelurahan Karang Dalam tak kunjung membaik. Terbukti, pada PPDB hanya terdapat 12 siswa.
Plt Kepala seklah SMAN 4 Sampang, Bachtiar membenarkan kondisi itu. Namun, pihaknya berdalih, sepinya peminat pada saat PPDB bukan karena ada peneraan zonasi, melainkan faktor lokasi SMAN 4 yang kurang strategis. Sehingga masyarakat enggan menyekolahkan putra putrinya.
“Sudah tiga tahun ini di SMAN 4 selalu kekurangan murid baru. Bukan karena penerapan zonasi, tapi karena lokasi sekolah yang jauh dari jalan raya. Namun, bukan hanya di sini, di sekolah lainnya juga sama. Yang paling miris ya di sini,” tuturnya.
Meski begitu, pihak UPT Disdik Provinsi di Sampang memberikan izin penambahan waktu PPDB hingga akhir Juli 2018 mendatang. Untuk mengatasinya, pihaknya mengaku sudah menggandeng pihak komite sekolah dan pihak guru agar bergerilya untuk mempromosikan sekolahnya.
“Kami sudah laporkan kepada Disdik Provinsi Jatim, karena hanya pihak Disdik Provinsi yang punya otoritas, apakah dilanjut atau dialih fungsikan,” jelasnya.
Sementara Kepala UPT Disdik Provinsi Jatim di Sampang, Assyari mengatakan, dengan kondisi tersebut menurutnya tidak menjadi masalah, bahkan PPDB sebelumnya, SMAN 4 hanya berjumlah 11 siswa. Namun demikian, pihaknya sudah mengevaluasi, karena lembaga tersebut berstatus negeri. Akan tetapi secara kajian, apabila sudah tidak efektif akan dicoba formulasi baru. Entah akan dialih fungsikan ke SMK atau ditutup. Yang jelas, tidak merugikan kepada siswa.
“Artinya siswa tetap mempunyai tanggung jawab menuntaskan semuanya. Tetapi apabila nanti dialih fungsikan ke SMK, maka manajemennya akan jadi SMK, tetapi bagi siswa yang baru. Sedangkan untuk siswa yang lama ya tetap SMA,” jelasnya.
Lebih jauh Assyari mengatakan, untuk penambahan jurusan, pihaknya masih melakukan kajian. Sebab sekolah tersebut dinilainya sudah kurang efektif.
“Alternatif untuk penambahan jurusannya yaitu berbasis kesehatan seperti farmasi, kesehatan atau yang semacamnya,” pungkasnya.
Di tempat yang sama, Wildayu Pramudiningtia, salah satu siswi baru SMAN 4 Sampang, tidak mau sekolahnya itu dialihfungsikan, apalagi ditutup. Oleh karena itu, dirinya berhadap agar pihak lembaga mencari cara agar SMAN 4 Sampang menjadi sekolah favorit yang diburu oleh masyarakat Sampang. (MUHLIS/SOE/DIK)