SAMPANG, koranmadura.com – Pak Mawan (63), warga asal Dusun Kebuwan, Desa Kebun Sareh, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur yang hidup sebatangkara benar-benar mampu menyedot perhatian banyak pihak, mulai dari lembaga swadaya, swasta, komunitas, hingga aktivis sosial.
Pada saat mendengar kabar ada warga yang hidup di rumah nyaris roboh, Pj Bupati Sampang memang sempat memerintahkan kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) untuk memasukkan Pak Mawan dalam program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Namun, program tersebut sepertinya tak langsung dirasakan olehnya. Sebab harus menunggu Perubahan Anggaran Kegiatan (PAK) 2018.
Walaupun program RTLH masih harus menunggu PAK, Pak Mawan tak perlu resah, sebab sejumlah aktivis yang tergabung dalam Forum Komunitas Fradiksi IAIN Madura memberikan donasi berupa sembako dan bahan material bangunan guna proses rehab rumah pak Mawan yang nyaris roboh.
“Donasi ini merupakan inisiatif teman-teman Fradiksi IAIN Madura dengan melakukan penggalangan dana dalam bentuk bahan material dan sedikit sembako untuk Pak Mawan. Rencana awal ingin sewa kuli bangunan disana untuk rehab rumahnya, namun karena dana kami tidak mencukupi, akhirnya hanya membantu pengadaan material bangunan. Dan alhamdulillah tetangga Pak Mawan siap memberikan tenaganya untuk membantu renovasi rumahnya,” tutur Luluk, penanggung jawab kegiatan Forum Fradiksi Peduli IAIN Madura kepada koranmadura.com, Rabu, 18 Juli 2018.
Pegiat Jaringan Kawal Jawa Timur (Jaka Jatim) Korda Sampang, Hakim Mohammad menyayangkan langkah lambat Pemkab setempat. Seharusnya, bantuan itu bukan datang dari pihak luar. Ini menandakan bahwa Pemkab Sampang kurang respon dalam menangani warganya yang hidup sebatangkara.
“Kita kan tidak tahu sampai kapan rumah pak Mawan yang ambruk itu bisa bertahan, kapan saja bisa roboh. Apalagi tiang penyangganya hanya terbuat dari bambu, itupun sudah dimakan rayap. Kita pun juga sudah tahu kalau Pj Bupati sudah mendisposisikan kepada Dinas PRKP untuk mendapatkan bantuan RTLH melalui PAK, tapi sampai sekarang bantuan itu belum jelas kapan akan direalisasikan,” kritiknya.
Terpisah, Pj Bupati Sampang, Jonathna Judianto belum bisa dikonfirmasi. Koranmadura.com berusaha menghubungi melalui telepon, namun belum merespon. Menurut sumber yang dipertanggungjawabkan, Jonathan Judianto ada agenda ke luar kota. (MUHLIS/SOE/DIK)