JAKARTA, koranmadura.com – Helmi (7), seorang bocah di Aceh dikabarkan tak bisa berjalan selama beberapa hari usai disuntik vaksin MR (Measles and Rubella). Namun, bocah tersebut telah dirawat di rumah sakit dan kondisinya dilaporkan mulai membaik.
“Waktu pergi ke sekolah tanggal 1 Agustus ada imunisasi. Anak saya ikut diimunisasi juga padahal sudah saya bilang sama guru anak saya demam,” kata Dewi, orang tua korban saat ditemui wartawan di RSU Zainal Abidin Banda Aceh, Selasa, 14 Agustus 2018.
Terkait dengan hal tersebut, Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), dr Kirana Pritasari, MQIH mengaku pihak Kemenkes belum mendapatkan informasi. Akan tetapi, dia menyebut jika ada kasus seperti Helmi terjadi pasti segera ada laporan ke Dinas Kesehatan setempat.
“Belum, belum. Belum ada informasi. Tapi jika memang ada kasus seperti itu harus dilaporkan. Nanti ada tim yang datang untuk verifikasi. Apa betul kejadian itu memang karena imunisasi atau bukan. Nanti KIPI itu yang akan melaporkan, yang memverifikasi,” tutur Kirana.
Masalah seputar efek samping vaksin masih terus berputar di kalangan masyarakat. Menurut Kirana, vaksin sudah teruji termasuk dalam kaitannya dengan efek samping sehingga sudah aman digunakan. “Karena ini kan udah diuji nggak mungkin kalau vaksin yang akan digunakan untuk populasi yang besar tidak melakukan seperti itu sebelumnya. Jadi udah ada efikasinya. Udah (diuji) efek sampingnya apa, yang ditekan serendah mungkin,” imbuh dia.
Senada dengan Kirana, Ketua Komite Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komda KIPI) Aceh, T M Thaib juga mengungkapkan penyakit yang dialami Helmi bukan efek dari imunisasi. Pasalnya, sebelum divaksin Helmi sempat mengalami demam meski saat disuntik demam sudah turun.
“Bukan karena imunisasi, tapi secara kebetulan infeksi terjadi di pundak dan kakinya sehingga kaku dan terasa nyeri. Namun sekarang sudah ada perubahan,” jelas Thaib. (DETIK.com/ROS/DIK)