SAMPANG, koranmadura.com – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, Anang Joenaidi menyatakan, ada sebanyak 42 Desa di wilayahnya yang menjadi daerah berstatus kekeringan kritis.
Bahkan menurutnya, saat ini wilayah kekeringan yang melanda puluhan desa tersebut berada di 12 Kecamatan. “42 desa itu kering kritis. Kekeringan terjadi di semua wilayah kecamatan di luar kecamatan Camplong dan Omben,” tutur Anang Joenaidi, Kamis, 2 Agustus 2018.
Namun, sejauh ini pihaknya masih belum bisa berbuat banyak sebelum ada surat balasan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang sudah dilayangkan beberapa waktu lalu terkait langkah-langkah lanjutan untuk menangani kekeringan kritis tersebut. “Selama hasil laporan belum turun, kami tidak bisa berbuat banyak,” jelasnya.
Akibat kekeringan yang melanda, sejumlah warga Desa Torjunan, Kecamatan Robatal harus merogohkan uang sebesar Rp 7 ribu per satu jerigen dari sakunya untuk mendapatkan air bersih dari Desa Gunong Rancak (desa sebelah) maupun ke wilayah Kecamatan Ketapang.
“Kadangkala patungan dengan warga lain dengan meminta tolong kepada warga yang memiliki mobil pikap maupun tanki air sebagai ganti uang transport itupun masih antri. Kami berharap pemkab harus turun tangan untuk mencarikan solusi, kasian warga harus mengeluarkan uang untuk kebutuhan air bersih, padahal sekarang situasinya lagi susah,” tutur Matnasan, Warga Torjunan, Kecamatan Robatal. (MUHLIS/ROS/VEM)