SAMPANG, koranmadura.com – Jembatan gantung di Dusun Kacodur, Desa Daleman, Kecamatan Kedungdung, kondisinya sangat memprihatinkan. Sebab, jembatan yang telah dibangun sejak 30 tahun lalu itu terkesan diabaikan hingga kondisinya rusak parah.
Kerusakan jembatan penghubung itu tampak terlihat pada sejumlah kayu pijakannya yang rapuh dan berlubang. Hal itu, tentu dapat membahayakan pengguna jalan.
Salah seorang warga setempat menuturkan, jembatan tersebut sudah tidak layak dilewati. “Warga menyebutnya sebagai jembatan maut. Karena memang sudah tidak layak dilewati. Sehingga pelintas jembatan harus siap menanggung resiko yang akan dialami,” tutur Aliyanto (28), warga setempat, Rabu, 29 Agustus 2018.
Menurutnya, jembatan gantung tersebut dijadikan akses utama bagi warga di empat desa karena dinilai praktis. Empat desa yang terhubung yaitu Desa Daleman, Palenggian, Bapelle, dan Pesarenan.
Jembatan yang telah lapuk dimakan usia itu hingga saat ini belum mendapat perhatian dari pemerintah setempat. “Kami berharap kepada pemerintah supaya jembatan gantung yang sudah rapuh segera diperbaiki sebelum terjadi korban bagi pengguna,” khawatirnya.
Sementara Penjabat (Pj) Kepala Desa Daleman, Heriyanto berjanji akan mengusulkan perbaikan jembatan tersebut melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes). “Kami khawatir ada warga mengalami kecelakaan. Tetapi, kami tetap minta dukungan warga bagaimana caranya bisa segera diperbaiki,” ucapnya.
Sementara Kabid Jalan dan Jembatan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sampang, Moh Hasan Mustofa saat dikonfirmasi mengaku, jembatan gantung di daerah tersebut bukan ranahnya.
Pihaknya menyebut, jembatan yang ditanganinya yaitu berada di wilayah Kabupaten. “Sehingga jembatan itu masuk ranahnya pemerintahan desa. Bisa dianggarkan melalui DD atau diusulkan ke OPD seperti BPBD atau ke DPMD,” tuturnya singkat. (MUHLIS/ROS/DIK)