SUMENEP, koranmadura.com – Memasuki puncak musim panen, serapan garam di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, belum maksimal. Harganya pun belum sesuai harapan karena hanya Rp 1.450 per kilo gram. Sementara yang ideal menurut petambak ialah Rp 2.300.
Menyikapi hal itu, Wakil Bupati (Wabup) Sumenep, Achmad Fauzi mengatakan, Pemkab Sumenep telah berkoordinasi dengan perusahaan penyerap garam rakyat, khusunya PT Garam.
“Hasilnya, mereka siap membeli garam hasil produksi petambak. Karena PT Garam memang memiliki dana untuk menyerap garam rakyat,” kata orang nomor dua di lingkungan Pemkab Sumenep itu.
Mengenai harganya yang dinilai belum sesuai harapan petambak, menurut Fauzi hal tersebut sesuai dengan harga pasar saat ini. “Tidak hanya di Sumenep, tapi harga garam hampir sama dengan di daerah lainnya,” tambah dia.
Sebelumnya, salah seorang petambak garam di Sumenep, H. Abdul Hayat mengatakan perusahaan penyerap garam rakyat yang memiliki izin impor belum maksimal menyerap hasil produksi garam rakyat. Padahal petambak sudah banyak yang panen.
“Menurut saya ini perlu ada pengawasan dan teguran dari kementerian terkait agar perusahaan-perusahaan penyerap garam rakyat segera melakukan penyerapan. Karena kalau serapannya tidak maksimal, garam rakyat akan dijual ke mana?” katanya.
Divisi Produksi Bahan Baku PT Garam, Sugiatno mengatakan, pihaknya sudah melakukan penyerapan garam rakyat sejak beberapa waktu lalu. Tak hanya di Sumenep, tapi di daerah-daerah penghasil garam lainnya. FATHOL ALIF/vem