JAKARTA, koranmadura.com – Wabah Ebola di Republik Demokratik Kongo masih merajalela. Dari 87 kasus positif Ebola yang teridentifikasi, 47 di antaranya telah meninggal dunia.
Tarik Jasarevic dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut adanya konflik saudara di Kongo menghambat penyaluran vaksin dan obat-obatan. Beberapa kamp tentara gerilya yang diduga terpapar virus Ebola juga berada di daerah yang sulit dijangkau.
“Kami belum tahu apakah sudah berhasil mengidentifikasi seluruh rantai transmisi penularan penyakit. Skenario terburuknya, ada titik buta di mana epidemi menyerang daerah yang tidak kami petakan,” ujarnya, dikutip dari Reuters.
Data terbaru Kementerian Kesehatan Kongo menyebut 2.150 orang sudah terpapar virus Ebola dan menunjukkan gejala demam, muntah dan diare hebat. Selain keluarga pasien, tenaga kesehatan juga kelompok yang memiliki risiko tinggi.
Berbeda dengan wabah Ebola yang terjadi sebelumnya, sebagian besar pasien positif terinfeksi dan korban meninggal adalah anak-anak. Pemerintah Kongo pun masih akan melakukan investigasi terkait hal ini.
“Pekerjaan kami masih berat, termasuk menelusuri orang-orang yang terpapar virus. Investigasi dan pencarian aktif masih harus dilakukan, termasuk pemberian obat-obatan dan vaksinasi,” tulis pemerintah dalam rilisnya. (DETIK.com/ROS/VEM)