SUMENEP, koranmadura.com – Hingga saat ini program Visit Sumenep 2018 sudah berjalan kurang lebih 8 bulan. Namun lonjakan jumlah pengunjung dan naiknya devisa yang masuk ke kabupaten paling timur Madura ini tampak tidak signifikan. Gairah perekonomian tampak biasa saja seperti sebelum adanya program tersebut.
Menjelang diluncurkannya program Visit Sumenep 2018 pada akhir tahun 2017 lalu, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemudan, dan Olahraga (Disbunparpora) Sumenep, Sufianto kepada koranmadura.com mengatakan bahwa ada beberapa target yang harus dicapai dalam program ini. Salah satunya adalah naiknya jumlah kunjungan wisatawan manca negara di Sumenep. “Kita targetkan mencapai 15.000 wisman,” kata Sufianto waktu itu.
Sayangnya, menurut Kabid Pariwisata Disbudparpora Sumenep, Ahmad Khalili, hingga bulan juli lalu jumlah kunjungan wisatawan manca negera di sumenep hanya mencapai 1.217 orang saja. Dengan kata lain, setelah Program Visit Sumenep berjalan 7 bulan, kunjungan wisman di Sumenep baru mencapai 8,1 persen dari target yang ditetapkan.
Husnan A. Nafi’, Ketua Ikatan Sarjana Nadlatul Ulama (ISNU) Sumenep menduga bahwa minimnya pecapaian tersebut salah satunya disebabkan kurang seriusnya pemerintah dalam melakukan penelitian terkait hal-hal yang berkaitan dengan kepariwisataan sebelum Program Visit Sumenep diluncurkan.
“Menurut saya, pemerintah itu seperti dokter. Sebelum menulis resep obat, dia harus melakukan diagnosa seteliti mungkin terhadap kondisi pasiennya. Sehingga ketika resep sudah ditulis dan obatnya diminum, pasien benar-benar sembuh. Nah saya menduga, yang dilaksanakan pemerintah dalam program ini tidak sepenuhnya didasarkan pada hasil penelitian yang serius terhadap kondisi kepariwisataan yang ada di lapangan, sehingga ketika diimplementasikan banyak target yang tidak dicapai,” ujarnya.
Oleh karenanya, ia berinisiatif untuk menghidupkan budaya meneliti di kalangan para sarjana Sumenep, khusunya yang tergabung dalam organisasi ISNU. “Ini penting agar para cerdik pandai ini bisa memberikan kontribusi positif bagi daerah. Saya pikir itu sudah menjadi kewajiban mereka untuk ikut bergotong royong demi Sumenep yang lebih baik,” lanjutnya.
Ia berkeyakinan, bila program-program pemerintah didasarkan pada hasil penelitian yang valid dan benar, maka kecil kemungkinan bisa melenceng dari target yang ditetapkan. (BETH/SOE/ROS)