PALU, koranmadura.com – Gempa 7,7 SR yang mengguncang Kota Palu, Sulawesi Tengah, Jumat, 28 September 2018 sore, membuat panik. Pasalnya air laut di Teluk Palu, dilaporkan naik setinggi 4 meter.
“Sudah 4 meter. Sudah lewat tanggul, depan Hotel Palu Beach,” kata Arif, warga Jalan Gadjah Mada, Palu, melaporkan kondisi pada pukul 18.00 wita.
Lili Chandra, warga Palu, lainnya mengabarkan, mereka takut meninggalkan rumah. Akses telepon selurar dengan jaringan banyak tak nyambung.
Lili berkominikasi dengan jaringan XL. Dia menggambarkan, kondisi ini lebih mencekam dari gempa 5,5 SR, Sabtu, 22 September 2018 pagi lalu. “Ini nenek saya lagi dicari di rumahnya pakai motor. Mobil tak ada berani yang jalan,” kata Lili kepada Tribun.
Sementara itu, gempa bumi berasal dari Donggala, Sulawesi Tengah terasa hingga wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel), Jumat waktu setempat.
Warga di Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara merasakan getaran gempa yang berdurasi sekitar lima detik itu. Tepat pada pukul 18.05 Wita, warga di Kecamatan Rantepao, Toraja Utara sebagian keluar rumah karena merasakan guncangan gempa. “Dikiranya lagi pusing atau sakit kepala ternyata gempa,” ujar Indra, warga Rantepao ketika panik.
Berdasarkan nformasi yang diterima, warga di Kota Makale, Tana Toraja juga berhamburan keluar rumah saat mengetahui adanya gempa. Hampir semua wilayah di 2 Kabupaten Toraja merasakan gempa yang bersumber dari Donggala dengan kekuatan 7.7 SR. (TRIBUNNEWS.com/ROS/DIK)