JAKARTA, koranmadura.com – Direktur Pencapresan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Suhud Aliyudin mengakui jika ada kader di DPW Bali yang mundur dari partai. Namun hal itu tak mempengaruhi soliditas partai untuk pemilu 2019.
“Kader yang mundur ada, tapi secara keseluruhan tidak sampai mengganggu soliditas partai dalam menghadapi pemilu 2019,” kata Suhud, Sabtu, 29 September 2018.
Sebelumnya diberitakan, anggota dan kader PKS di Bali ramai-ramai mundur. Hal itu dilakukan karena mereka menilai DPP melanggar AD/ART partai.
Namun hal itu diklarifikasi Suhud. Menurutnya, ada kader di Bali yang memang dicopot DPP dari jabatannya. Dia menegaskan, jika kader PKS di Bali yang dicopot sudah sesuai mekanisme partai. Keputusannya juga sudah melibatkan struktur PKS wilayah, khususnya Bali.
“Semua keputusan yang diambil oleh DPP PKS sudah sesuai dengan mekanisme dalam AD/ART PKS. Dan keputusan yang diambil juga atas masukan dari elemen struktur di level Provinsi dan Wilayah Dakwah (Wilda) terkait,” jelasnya.
Untuk diketahui, jajaran pengurus DPW PKS Bali ramai-ramai mengundurkan diri dari keanggotaan partai. Mantan Ketua DPW PKS Mudjiono mengatakan, pihaknya mengaku sakit hati karena dicopot lewat pesan singkat.
“DPW PKS mengundurkan diri ramai-ramai karena banyak hal. Jadi sudah nggak mengindahkan AD/ART. Banyak hal yang dilanggar, AD/ART, contoh pergantian pengurus tanpa musyawarah, mengganti pengurus via WA saja, jam 16.00 Wita, jam 20.00 Wita suruh datang. Masa berorganisasi seperti itu,” ujar Mudjiono ketika dihubungi, Jumat kemarin, 28 September 2018.
Mudjiono menilai, dirinya merasa tak lagi dihargai. Padahal selama ini dia merasa ikut membesarkan partai, termasuk sampai Kamis, 27 September dirinya masih menjabat Ketua DPW PKS Bali dan masih mengerjakan revisi kelengkapan syarat pemilu.
“Sampai tanggal 27 September, Haji Mudjiono, Ketua DPW Bali, menyelesaikan perbaikan-perbaikan agar PKS lolos pemilu, tentang rekening dana kampanye harus saya tuntaskan. Kedua, NPWP seluruh tingkatan, baik kabupaten maupun kota, NPWP para caleg, kita juga harus menyelesaikan itu. Tapi kita digunting dalam lipatan. Tahu-tahu, dinyatakan lolos KPU, langsung bikin undangan pergantian pengurus, lewat WA lagi undangannya, Mbak,” urainya. (DETIK.com/ROS/DIK)