NEW YORK, koranmadura.com – Miliarder Amerika Serikat (AS), Michael Bloomberg, yang juga mantan Wali Kota New York tengah mempertimbangkan untuk mencalonkan diri dalam pencapresan mendatang demi melengserkan Presiden Donald Trump.
Hal itu dituturkan Bloomberg dalam wawancara dengan New York Times (NYT), seperti dilansir AFP, Selasa, 18 September 2018. Jika benar mencalonkan diri, nantinya Bloomberg akan maju sebagai calon presiden (capres) dari Partai Demokrat, bukan sebagai kandidat independen seperti sebelumnya.
Bloomberg yang berusia 76 tahun ini merupakan pemilik dan pendiri perusahaan media dan data finansial terkenal, Bloomberg LP. Data tahun 2018 menurut Forbes menyebutkan kekayaan Bloomberg saat ini mencapai US$ 52,9 miliar. Per Juni 2018, Bloomberg menjadi orang terkaya ke-8 di AS dan orang terkaya ke-11 di dunia.
Kepada NYT, dia menyatakan terbuka pada gagasan untuk maju sebagai capres dalam pemilihan presiden (pilpres) AS tahun 2020 mendatang, namun belum siap untuk mengambil keputusan. Dinyatakan Bloomberg bahwa dirinya kini sedang fokus ‘bekerja untuk pemilu (sela) 6 November’. “Dan setelah itu saya akan mempertimbangkannya,” ucap Bloomberg kepada NYT.
Namun Bloomberg menyebut ada satu hal yang pasti, yakni dirinya tidak akan mencalonkan diri sebagai kandidat Partai Republik. “Sungguh tidak mungkin membayangkan bahwa saya bisa maju sebagai Republikan — hal-hal seperti pilihan, begitu banyak isu, saya terlalu jauh dari posisi Partai Republik saat ini,” tegasnya.
“Tidak juga bisa dikatakan bahwa saya bersama Partai Demokrat dalam segala hal, tapi saya tidak melihat bagaimana Anda bisa maju sebagai Republikan,” sebut Bloomberg. “Jadi jika Anda maju, ya, Anda harus maju sebagai Demokrat,” imbuhnya.
Sebagai kandidat independen, Bloomberg telah menjabat Wali Kota New York selama tiga periode — setelah mendapatkan waiver batasan dua periode. Dia pernah bergabung dengan Demokrat dan Republik sebelum memutuskan menjadi politikus independen tahun 2007 lalu.
Bloomberg pernah mempertimbangkan untuk mencalonkan diri sebagai capres AS beberapa kali, termasuk tahun 2016 lalu. Saat itu, Bloomberg telah resmi mengumumkan pencalonannya sebagai kandidat independen, sebelum akhirnya menyatakan mundur dan mendukung Hillary Clinton.
Sejak Trump menjabat, Bloomberg menempatkan diri sebagai pengkritik vokal Partai Republik. Terutama untuk isu perubahan iklim yang menjadi prioritas utamanya. Dalam pemilu sela yang akan digelar November mendatang, Bloomberg memilih untuk mendukung Demokrat secara finansial. Partai Demokrat sendiri berharap bisa merebut dominasi Kongres dari Partai Republik dalam pemilu sela nanti.
Belum diketahui pasti tanggapan Partai Demokrat terhadap pernyataan Bloomberg ini. (DETIK.com/ROS/VEM)