SIDOARJO, koranmadura.com – Calon wakil presiden nomor urut 01, KH Ma’ruf Amin melanjutkan kunjungannya di Jawa Timur. Hari ini, dia bertandang ke Pondok Pesantren Bumi Shalawat di Desa Lebo Kecamatan/Kota Sidoarjo, Jawa Timur.
Kedatangan Ma’ruf pun disambut lantunan salawat Badar oleh para santri asuhan KH Agoes Ali Mashuri atau lebih akrab disapa Gus Ali tersebut. Rombongan tiba pada pukul 09.32 WIB, Sabtu, 29 September 2018.
Di depan para santri, Ma’ruf mengaku tengah menyiapkan skema pembangunan ekonomi bangsa yang disebutnya sebagai ‘Arus Baru Ekonomi Indonesia’. Skema itu bakal memperkuat kerja Presiden Joko Widodo untuk membawa ekonomi Indonesia semakin maju.
“Kita ingin membangun skema ekonomi baru yang lebih adil dan menyejahterakan. Dalam konsep lama, ada teori trickle down effect yang mengasumsikan pertumbuhan ekonomi menetes ke bawah. Tapi kemudian tidak menetes. Sekarang kita balik dari bawah ke atas dengan umat sebagai fokus utama pembangunan kesejahteraan bangsa,” kata Ma’ruf dalam sambutannya.
Ma’ruf menambahkan, arus baru ekonomi itu tak lantas membenturkan yang lemah dan yang kuat, tetapi membangun kolaborasi yang saling menguntungkan. Itulah yang akan diperkuat Maruf jika terpilih menjadi wapres kelak.
“Kita ingin mengurangi kesenjangan. Indeks ketimpangan atau rasio gini harus diturunkan. Tentu kita juga tekan disparitas spasial antara pusat dan daerah dan antardaerah. Kita ingin ekonomi kian merata. Itu sudah dijalankan Pak Jokowi selama ini dan kita perkuat lagi ke depan,” ujarnya.
Dia mencontohkan, disparitas spasial yang terus dikurangi Jokowi dengan menggelorakan pembangunan infrastruktur di luar Jawa. Saat ini, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia disumbang Pulau Jawa sekitar 58 persen, disusul Sumatera 21 persen, Kalimantan 8 persen, Sulawesi 6 persen, kemudian Maluku dan Papua 2 persen, serta Bali dan Nusa Tenggara 3 persen.
“Tapi dengan pembangunan infrastruktur yang kini tidak lagi Jawasentris, maka perekonomian di luar Jawa bisa terus bergerak maju,” papar guru besar ekonomi Islam tersebut.
Maruf menambahkan, pengembangan ekonomi luar Jawa juga bakal memberi banyak nilai tambah bagi masyarakat. Misalnya komoditas kakao Sulawesi yang dijual mentah secara murah, selama ini nilai tambahnya hanya dinikmati perusahaan raksasa.
“Dari Sulawesi, kakao dijual murah. Masuk luar negeri, diolah sedikit jadi mahal, masuk lagi ke Indonesia dengan harga tinggi. Besok kita taruh nilai tambah itu di Indonesia. Kerja Pak Jokowi memeratakan pembangunan hingga luar Jawa adalah bagian dari ikhtiar memberi nilai tambah ekonomi itu,” ujar Ma’ruf yang disambut tepuk tangan para santri. (DETIK.com/ROS/DIK)