SUMENEP, koranmadura.com – Jalan jalan santai menggunakan Engrang atau Tenjhek ( Bahasa Madura ) di Jl Truinojoyo sekitar Taman Bunga Kota Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada minggu pagi 2 September 2018 mendapat penghargaan istimewa dari Lembaga Prestasi Dunia LEPRID.
Kegiatan spektakuler Pemkab Sumenep ini diikuti oleh 2000 lebih dengan memakai kostum unik sehingga tercatat sebagai pemain engrang terbanyak secara nasional dan dunia. Penghargaan tersebut diterima langsung oelh Wakil Bupati Sumenp Achmad Fauzi.
Bupati Sumenep, A. Busyro Karim mengatakan, bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari event Program Visit Sumenep 2018. Semula peserta kegiatan ini akan diukkuti 5000 peserta namun hanya diikuti oleh 2000 lebih peserta dari berbagai lapisan masyrakat.
“Selain diikuti oleh ribuan peserta, JJS Engrang ini juga menggunakan pakaian unik. ada pakaian ala Keraton Sumenep, baju pejuang hingga pakaian adat,” Ucap Bupati dua periode ini.
Menurut Busyro, Engrang bagian dari budaya orang Madura, utamanya kabupaten ujung timur di pulau Madura ini. Masyarakat Sumenep menyebutnya engrang dengan ‘tenjhak’. Egrang atau Tenjhak terbuat dari bambu dan dibuatkan pijakan kaki, dan dijadikan pijakan untuk kemudian dibuat jalan yang bertumpu pada kedua buah bambu.
Mantan ketua DPRD dua preiode ini menyatakan, bahwa egrang atau tenjhak sejatinya adalah permainan yang mengajarkan kepada masyarakat tentang keterampilan dan keseimbangan untuk hidup di tengah-tengah masyarakat.
“Dulu, mainan ini banyak kita jumpai di desa-desa, namun sekarang sudah hampir punah, untuk itu maka perlu dilestarikan lagi,” tegasnya. (DAN/SOE/VEM)