SUMENEP, koranmadura.com – Musim kemarau tahun ini diprediksi lebih lama dari tahun lalu. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep, Madura, Jawa Timur, telah menyiapkan anggaran tambahan untuk mengatasi persoalan kekeringan.
Kepala BPBD Sumenep, Abd. Rahman Riadi menuturkan, sesuai prediksi awal BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) seharusnya September ini sudah masuk musim penghujan.
“Musim kemarau tahun ini mungkin lebih lama dari tahun kemarin. Kalau rilis BMKG awalnya musim kemarau sampai September, mungkin bisa sampai Oktober atau November,” kata Rahman.
Untuk mengatasi persoalan bencana kekeringan yang melanda sejumlah desa di kabupaten paling timur Pulau Madura ini, BPBD akan terus melakukan droping (suplai) air bersih, sesuai kebutuhan masyarakat.
Menurut mantan Sekretaris Bappeda Sumenep itu, saat ini pihaknya sudah mendapat anggaran tambahan untuk mengatasi persoalan kekeringan. Jumlahnya mencapai Rp 40 juta.
“Anggaran tambahan untuk mengatasi kekeringan 40 juta. Kalau yang sebelumnya, anggaran yang untuk bulan Juni, Juli sampai Agustus itu 80 juta,” pungkasnya.
Seperti diketahui, sesuai data BPBD pada musim kemarau tahun ini di Sumenep ada 27 desa di 10 kecamatan mengalami kekeringan, dengan perincian 10 desa masuk kategori kering kritis. Sisanya kering langka. (FATHOL ALIF/ROS/VEM)