JAWA TIMUR, koranmadura.com – Pemerintah akan mengkaji ulang penerapan tarif untuk kendaraan roda empat di Jembatan Suramadu. Dimungkinkan, tarif itu akan kembali diturunkan, namun persentasenya masih akan dihitung.
Rencana tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada wartawan di sela-sela kunjungannya di kediaman istri almarhum Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Shinta Nuriyah, Sabtu, 8 Agustus 2018.
“Saya sudah bertemu sejumlah tokoh di Madura. Mereka menyampaikan tentang masih mahalnya tarif kendaraan yang melintas di Suramadu,” kata Presiden Jokowi.
Sebelumnya, pemerintah telah menurunkan tarif kendaraan yang melintas di Jembatan Suramadu dari Rp 30 ribu menjadi Rp 15 ribu untuk kendaraan kelas I dan menghapus tarif untuk kendaraan roda dua yang sebelumnya Rp 3 ribu. Kebijakan tersebut berlaku sejak Maret 2016 lalu.
Namun, kata Jokowi, besaran tarif itu masih belum berpengaruh pada dampak ekonomi dan investasi di Madura. Para tokoh masyarakat yang ikut dalam pertemuan dengan presiden meminta agar dilakukan penghitungan ulang.
“Penurunan tarif yang sudah dilakukan itu, dampaknya pada investasi dan ekonomi belum terlihat sehingga diminta untuk dikaji dan dikalkulasi ulang,” jelas Jokowi.
Ketua Kerukunan Warga Madura, Musyaffak Hanif, mengatakan penurunan tarif itu sudah selayaknya segera dilakukan. Sebab, tarif yang saat ini, dinilai sudah dirasakan dampaknya.
“Dengan tarif yang berlaku saat ini sudah dirasakan dampaknya bagi ekonomi masyarakat, apalagi jika kembali diturunkan,” katanya.
Namun, ia berharap, kebijakan penurunan tarif itu tidak mengurangi layanan fasilitas di jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Madura tersebut. Terutama pada pemeliharaan dan peningkatan sarana dan prasarananya.
Ia mencontohkan, adanya jalan bergelombang dan perbaikan yang dilakukan dengan cara tambal sulam di beberapa titik jalan akes Suramadu sisi Madura. Kondisi tersebut, kata dia, seringkali menyebabkan terjadinya kecelakaan.
Hal yang tidak kalah pentingnya, menurut Musyaffak Hanif, jaminan keamanan di jalur akses sisi Madura yang dinilai masih minim. Sebab, di jalur tersebut jarang sekali ada patroli Polisi. Sementara jarak antar pos polisi yang ada cukup jauh.
Di jalur akses sisi Madura, hanya ada dua pos polisi, yakni di pertigaan Tangkel dan di simpang empat menuju Kwanyar.
“Saya tidak tahu apakah pengamanan di wilayah itu masih menjadi tanggung jawab PJR Suramadu seperti di wilayah jembatan utama, atau sudah menjadi tanggung jawab Polres Bangkalan. Yang pasti jaminan keamanan di jalur akses sisi Madura perlu ditingkatkan,” kata Musyaffak Hanif. (G. MUJTABA/DIK/DIK)