PONOROGO, koranmadura.com – Kondisi memprihatinkan dialami Sunarto (47), warga Desa Gandukepuh, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Sudah 1,5 tahun belakangan ada tumor ganas yang hinggap di paha kirinya.
“Sudah 1,5 tahun lalu menderita tumor. Awalnya hanya benjolan makin lama makin besar,” tutur Sunarto saat ditemui di rumahnya, Selasa, 23 Oktober 2018.
Benjolan di atas lutut kirinya itu kemudian diperiksakan ke puskesmas terdekat. Oleh petugas Puskesmas ia disarankan membuat kartu BPJS. Usai membuat kartu BPJS, Narto pun dirujuk ke RSUD dr Soeharso, Solo. “Diagnosanya saya terkena tumor tulang,” terangnya.
Setelah melewati berbagai prosedur pemeriksaan dan berulang kali konsultasi, pria yang akrab disapa Narto itu memutuskan untuk menjalani operasi pengangkatan tumor. Usai operasi, benjolan yang ada di tubuh Narto pun hilang.
Namun dokter sudah mewanti-wanti jika masih ada sisa tumor di tulangnya yang tidak bisa diangkat. “Sehabis lebaran kemarin, bulan Juni muncul benjolan lagi dan makin membesar sampai sekarang,” paparnya.
Tumor itu membuat Sunarto tidak bisa berjalan lagi. Ia pun tampak lemah dan hanya bisa tergeletak di kasur miliknya. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia pun harus bergantung kepada sang istri. “Sebenarnya baru tidak bisa berjalan itu sekitar 4 bulan. Dulu bisa jalan pakai kruk,” jelasnya.
Ditambahkan sang istri, Nur Hidayati (38), ketika benjolan pertama kali muncul, suaminya masih bisa berjalan. Namun saat benjolan itu makin membesar, suaminya mengeluhkan sakit. Hingga akhirnya baru sekitar 2 minggu belakangan, suaminya benar-benar tidak bisa beraktivitas seperti biasa.
“Dulu sempat mau di MRI, tapi karena alatnya rusak kami disuruh pulang dulu oleh pihak rumah sakit. Nanti dihubungi lagi katanya,” ungkapnya.
Selama proses menunggu ini, untuk mengurangi rasa sakit Narto meminum obat yang dibawa dari rumah sakit. Namun seiring berjalannya waktu, obat semakin menipis dan mereka tak kunjung dihubungi lagi oleh pihak rumah sakit.
Nur hanya bisa mengoleskan minyak kayu putih demi mengurangi rasa sakit suaminya. “Sekarang obatnya habis, saya olesi minyak kayu putih untuk menahan rasa sakit,” tukasnya.
Nur berharap agar penyakit yang diderita suaminya segera sembuh dan bisa beraktivitas seperti semula. Ia pun mengaku belum mendapatkan perhatian dari dinas terkait permasalahan ini. “Selama ini bantuan datang dari masyarakat, tetangga berbaik hati menolong kami,” pungkasnya. (DETIK.com/ROS/VEM)