SAMPANG, koranmadura.com – Belasan ulama dan kiai di Sampang, Madura, Jawa Timur mendadak mendatangi Mapolres setempat, Selasa 9 Oktober 2018. Mereka datang sekitar pukul 14.30 WIB. Ada apa hingga membuat para ulama dan kiai datang ke Mapolres?
Ketua MUI Kabupaten Sampang, KH Bukhori Maksum, selaku juru bicara mengatakan, kedatangannya kepada penegak hukum tidak lain untuk silaturrahim dan meminta kepolisian semaksimal mungkin melakukan pengawalan menjelang pelaksanaan PSU Pilkada Sampang. Menurutnya, kemanan dan kelancaran pelaksanaan PSU juga tidak lepas dari peran ulama dan umara.
“Kami berharap pesta demokrasi di Sampang saat pelaksanaan PSU nantinya tidak sama dengan Pilkada sebelumnya. Makanya kami mendatangi polisi, TNI maupun pemerintah agar pesta demokrasi berjalan lancar serta tidak ada gesekan di bawah. Selain itu, kedatangan kami juga memberikan sumbangsih pemikiran, barangkali menjadi kontribusi yang baik,” tuturnya.
Tidak hanya itu saja, para ulama juga mengingatkan bahaya terjadinya perilaku money politic serta serangan fajar menjelang pelaksanaan PSU. Karena perilaku tersebut menurutnya diharamkan oleh MUI pusat.
“Serangan fajar maupun money politik itu bahaya, haram hukumnya. MUI sudah berfatwa haram soal itu. Dalam aturan PKPU juga ada larangan. Intinya dari sisi agama itu haram dan dari konstitusi itu dilarang, itu ada pidanya ya,” tegasnya.
Lanjut Bukhori, pihak ulama hanya memberikan fatwa, nasihat maupun larangan. Sedangkan pemerintah setempat adalah eksekutornya.
“Jika nanti memang ada, bukti cukup dan lengkap ya ditindak lanjuti. Tapi soal money politic maupun serangan fajar memang sangat sulit mencari bukti-buktinya, kecuali nanti ada yang ketangkap tangan. Kami tegaskan perilaku itu haram hukumnya, yang nyuap dan nerima suap itu sama-sama tidak boleh,” tegasnya.
Sementara Kapolres Sampang, AKBP Budi Wardiman mengatakan, kedatangan ulama dan kiai tidak lain untuk silaturahim menjelang pelaksanaan PSU Pilkada Sampang.
“Ya karena ulama dan aparat keamanan mempunyai hubungan erat untuk bersinergi dengan saling memberikan masukan dan dukungan untuk kelancaran dan kesuksesan pelaksanaan PSU di Sampang,” paparnya saat bersama Dandim 0828 setempat, Letkol Inf Czi Ary Syahrial usai menemui belasan ulama dan kiai di Mapolres.
Disinggung soal kemungkinan ada serangan fajar jelang PSU, AKBP Budi mengatakan, pada umumnya adanya serangan fajar terjadi pada H-1 PSU. Oleh karenanya, untuk mengantisipasi hal demikian, personel keamanan dipastikan sudah tersebar di seluruh desa se Kabupaten Sampang.
“Banyaknya anggota keamanan disesuaikan dengan banyaknya jumlah TPS di desa itu. Tapi dipastikan minimal per TPS itu dua anggota Polri ditambah lagi anggota TNI. Terlebih nantinya di tempat-tempat prioritas kerawanan, nantinya ada tambahan personel,” pungkasnya. (MUHLIS/SOE/DIK)