SUMENEP, koranmadura.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep, Madura, Jawa Timur, mengaku telah menerima laporan soal adanya warga kabupaten paling timur Pulau Madura ini menjadi korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah beberapa waktu lalu.
“Barusan saya telah menerima informasi dari Kades (Kepala Desa) Tonduk dan Pak Camat Raas, bahwa ternyata di sana ada beberapa warga Desa Tonduk yang menjadi korban,” kata Kepala BPBD Sumenep, Abd. Rahman Riyadi kepada wartawan, Rabu, 3 Oktober 2018.
Hanya saja, dia tidak merinci secara detil total ada berapa warga Desa Tonduk yang menjadi korban dalam peristiwa pilu itu. Menurut dia, Camat Raas hanya menyampaikan ada beberapa orang.
“Jumlahnya secara pasti saya tidak tahu. Pak Camat hanya menyampaikan ada beberapa warga Tonduk yang menjadi korban. Jadi saya tidak punya datanya. Karena itu baru laporan sementara. Belum secara tertulis,” ungkap mantan Sekretaris Bappeda Sumenep ini.
Namun demikian, sambung dia, pihaknya siap untuk memberikan bantuan kepada para korban. Dengan catatan melengkapi beberapa persyaratan. Di antaranya fotokopi KK dan KTP. “Juga surat keterangan kematian, baik dari rumah sakit atau dari aparat kepolisian,” tambahnya.
Sebelumnya, pasangan suami-istri asal Kabupaten Sumenep, dikabarkan ikut menjadi korban tsunami yang melanda Palu, Sulawesi Tengah, beberapa waktu lalu. Mereka ialah Suhairi dan Hamida, warga Desa Tonduk, Kecamatan/Pulau Raas.
“Keduanya sudah dipastikan meninggal dunia,” kata salah seorang tokoh masyarakat di Kecamatan Raas, Zainul, Senin, 1 Oktober 2018.
Menurutnya, selain dua orang tersebut, ada seorang lagi yang hingga sekarang belum diketahui nasibnya. Ia adalah Hairus. “Hairus ini adalah anak buah Hamida dan suaminya. Pada saat kejadian ketiganya ada di satu lokasi,” tambahnya saat itu. (FATHOL ALIF/SOE/VEM)