SUMENEP, koranmadura.com – Kekeringan di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mulai berdampak pada tanaman cabai. Saat ini, tanaman cabai milik petani mulai mengering karena kekurangan air.
Seperti yang terjadi di Desa Banuaju Barat, Kecamatan Batang-batang. Hektaran tanaman cabai mengering. Bahkan, sebagian yang lain mati. Sebab, sumber mata air yang biasa digunakan menyiram cabai sudah kering sejak tiga pekan lalu.
“Sumur yang biasa digunakan untuk menyiram cabai airnya menyusut. Mungkin karena sudah lama tidak turun hujan. Tapi kalau untuk kebutuhan masyarakat air masih mencukupi,” kata Moh Arman salah seorang petani cabai, menuturkan.
Dikatakan, saat ini harga cabai ditingkat petani Rp 12 ribu per kg, dibandingkan sebulan lalu sudah membaik. Sebelumnya harga cabai Rp 2-2,5 ribu per kg. “Tapi karena sumber air sudah mulai berkurang, terpaksa dibiarkan meskipun harga cabai lumayan bagus,” keluhnya.
Sementara itu, Kepala Badan Meteorogi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalianget, Usman Kholilid memprediksi wilayah Sumenep baru akan turun hujan pada pertengahan November mendatang.
Apalagi dari 27 kecamatan yang ada di Kota Keris ini turunnya hujan diprediksi tidaklah bersamaan. Seperti halnya di wilayah Kecamatan Arjasa, Gayam, Kangayan, Nongungung, Raas, Sapeken, Bluto, Ganding, Guluk-guluk, Lenteng dan Kecamatan Pragaan masuk dasarian I-III November 2018.
“Sedangkan untuk Kecamatan Ambunten, Batang-batang, Batuan, Batuputih, Dasuk, Dungkek, Ganding, Gapura, Giligenting, Kalianget, Gapura, Kota Sumenep, Manding, Pasongsongan, Rubaru, Saronggi dan Kecamatan Talango masuk dasarian I-II Desember 2018,” terangnya. (JUNAIDI/ROS/DAN)