JAKARTA, koranmadura.com – Dalam pertemuan tahunan IMF-WB di Bali, Presiden Joko Widodo memperingkatkan mengenai dampak buruk yang timbul dari perang dagang antar negara yang terjadi saat ini. Dia menganalogikan kondisi itu dengan cerita dalam serial film Game of Thrones.
Baca: Setelah China, Trump Ancam Perang Dagang dengan Indonesia
Menurut Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual, dampak dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China sudah mulai terasa dengan bergejolaknya ekonomi global. Namun jika ini terus dibiarkan maka dampak paling buruknya bisa terjadi perang yang sebenarnya.
“Nah yang kita khawatirkan kalau ini bertransformasi menjadi perang financial. Kalau berkaca 1930 krisis ekonomi lalu ada perang dagang AS dengan Jepang, Eropa dengan Jerman dan ujung-ujungnya kehancuran,” terangnya, Jumat, 12 Oktober 2018.
David khawatir kondisi saat ini bisa seperti ketika pecahnya Perang Dunia (PD) II. Sebab, salah satu yang menjadi penyulut pecahnya PD II adalah perang dagang.
Ketika Jepang memilih masuk ke dalam persekutuan dengan Jerman dan Italia, AS memberikan embargo kepada Jepang. AS menghentikan ekspor baja dan minyak ke Jepang.
Jepang akhirnya khawatir dengan sanksi itu, sebab AS merupakan sumber utama minyak dari Jepang. Merasa geram Jepang menyerang pangkalan militer AS di Pearl Harbor. Kemudian beberapa tahun kemudian AS membalas dengan menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.
“Sudah ada contohnya dulu kan sebelum perang finansial lalu perang mata uang, yang didahului perang dagang. AS memberikan sanksi ke Jepang sehingga Jepang tidak bisa impor minyak di embargo, akhirnya nyerang Pearl Harbour,” terangnya.
Apalagi saat ini, AS tidak hanya menyulut perseteruan dengan China, tapi juga Turki dan Iran. Ibarat kayu yang sudah disiram bensin, sepercik api sudah bisa menyalakan api peperangan. (DETIK.com/ROS/DIK)