SUMENEP, koranmadura.com – Fasilitas klaster rumput laut di Desa/Kecamatan Batuan, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur banyak yang rusak. Hal itu dikarenakan minimnya perawatan yang dilakukan.
Kepala Dinas Perikanan Sumenep Arif Rusdy mengatakan, setelah melakukan survei banyak fasilitas yang rusak. “Bayangkan sejak 2009 hingga saat ini tidak ada yang tempati, pasti rusak,” katanya pada media.
Dikatakan, sampai saat ini gudang yang dibangun melalui dana APBN itu belum ada yang menempati. Dilihat sepintas dari luar gedung yang dibuat dengan aluminium itu tampak bagus. Namun, sejumlah fasilitas yang terbuat dari besi mulai karatan.
Sejak 2013 lalu Pemerintah dikabarkan menyerahkan bantuan itu kepada Pemerintah Daerah, sehingga pemanfaatan dan juga perawatan dibebankan pada APBD Sumenep.
Guna memaksimalkan fungsi klaster itu, kata Rusdy, pemerintah daerah telah berupaya untuk menarik investor, namun hingga tahun 2018 belum satupun yang sanggup mengelola.
Salah satu kendala kata Rusdy, karena fasilitas di gedung itu banyak yang rusak. “Sudah ada 4 investor, tapi semuanya mengundurkan diri. Karena saat melihat kondisi bangunan banyak yang rusak,” tegasnya.
Padahal kata Rusdy, hasil produksi rumput laut di Sumenep sangat besar dibandingkan Kabupaten m/Kota di Jawa Timur. Tahun 2017 produksi rumput laut sekitar 530.422 ton dengan luas lahan 287.324 hektar.
“Sumenep jadi penghasil rumput laut terbesar di Jawa Timur. Kami berupaya kedepan agar bantuan itu segera difungsikan,” tegasnya. (JUNAIDI/ROS/VEM)