SUMENEP, koranmadura.com – Lima warga asal Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang menjadi korban gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) beberapa waktu lalu tiba di Sumenep sejak kemarin, 4 Oktober 2018.
Saat ini, lima warga Desa Angon-Angon, Kecamatan Arjasa, Kepulauan Kangean itu masih berada di Rumah Perlindungan Sosial (RPS) Dinas Sosial Sumenep. Mereka masih menunggu jadwal kapal untuk dipulangkan ke rumahnya.
Salah seorang korban, Hasani, bercerita saat dirinya berusaha menyelamatkan diri dari amukan gempa dan tsunami di Palu, Jumat, 28 September 2018.
“Waktu itu saya ada di rumah. Tiba-tiba ada gempa. Saya langsung keluar rumah sambil membawa anak. Setelah berhenti, saya kembali lagi ke dalam rumah menarik istri keluar. Kemudian terjadi gempa kedua. Gempa ini yang paling besar,” tuturnya, Jumat, 5 Oktober 2018.
Baca: Jadi Korban Bencana Sulteng, Lima Warga Sumenep ini Tiba di Kampung Halaman
Saat terjadi gempa kedua, dia bersama keluarganya sempat kesulitan untuk lari ke tempat yang aman karena goncangan gempa yang dirasakan sangat dahsyat.
“Tapi alhamdulillah setelah beberapa saat saya masih diberi kekuatan untuk lari bersama keluarga ke tempat yang aman. Waktu itu saya lari ke gunung sebelum terjadi tsunami,” tambahnya.
Dari rumah tempat ia tinggal ke gunung yang dijadikan pelarian jaraknya sekitar satu kilometer. “Sampai sekarang saya masih trauma. Perasaan seperti digoyang-goyang gempa masih ada,” ungkap Hasani. (FATHOL ALIF/SOE/DIK)