SAMPANG, koranmadura.com – Kasatlatlntas Polres Sampang, Madura, Jawa Timur, AKP Achmadi mengimbau kepada para orang tua untuk mengantar anak-anaknya saat mau berangkat sekolah.
Imbauan tersebut menyusul peristiwa kecelakaan maut yang menimpa seorang pelajar di wilayah Desa Baruh, Kecamatan Kota, usai mengendarai sepeda motor dengan memboncengi dua orang.
“Imbauan kami kepada orang tua untuk tidak membiarkan anak-anaknya menaiki kendaraan karena usianya masih belum, sebaiknya diantar jika mau berangkat sekolah. Apalagi pelajar sampai boncengan tiga,” tuturnya.
Menurut AKP Achmad, imbauannya itu bukan tidak beralasan. Karena kejadian yang menimpa Deni salah seorang pelajar yang meninggal setelah menambrak pikap di Jalan Baruh, Kecamatan Sampang pada Sabtu, 13 Oktober 2018 kemarin merupakan salah satu pelajaran yang berarti bagi seluruh orang tua di Sampang maupun pengguna jalan saat berkendara.
“Terutama kepada orang tua ini, agar mewanti-wanti kepada putra putrinya untuk tidak mengendarai kendaraan bermotor kalau masih belum cukup umur,” katanya.
Sejauh ini pihaknya mengklaim sudah melaksanakan sosialisasi ke sekolah-sekolah di wilayah Kabupaten Sampang, mulai tingkat SMP, SMA maupun ke pondok pesantren.
“Sudah kami sosialisasikan mengenai keselamatan berlalu lintas ke sekolah-sekolah,” pungkasnya.
Untuk diketahui, pada Sabtu, 13 Oktober kemarin, Deni (15) seorang pelajar di salah satu wilayah Desa Baruh, Kecamaran Sampang, tewas mengalami luka berat usai menabrak pikap bernopol M 8280 F yang dikendarai Abd Rosyid (33), warga asal Dusun Bu’tana, Desa Banyupelle, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan.
Saat itu, Deni menggunakan sepeda motor merek Vario Nopol L6885 ZH ketika hendak berangkat sekolah dengan membonceng dua temannya yakni Hafi Maulidi (15) dan Ilham Sanusi (13) warga Desa Baruh, Kecamatan sampang. Keduanya mengalami luka-luka. Sementara Deni tewas. (MUHLIS/SOE/DIK)