KORANMADURA.com – Gempa bumi berkekuatan 7,4 SR dan tsunami yang melanda kawasan Palu-Donggala di Sulawesi Tengah pada Jumat, 28 September 2018 lalu benar-benar menyisakan duka mendalam bagi bagi korban, termasuk juga seluruh bangsa Indoneia.
Untuk meringankan beban masyarakat terdampak gempa dan tsunami, Vivo Indonesia ikut terpanggil untuk dengan memberikan donasi sebesar Rp 4 miliar. Donasi tersebut disalurkan melalui Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT).
General Manager for Brand and Activation PT Vivo Mobile Indonesia, Edy Kusuma menyatakan bahwa donasi yang diberikan oleh Vivo tentu tidak bisa mengembalikan semuanya. Menurut Edy, sapaan akrabnya, Vivo merasa terpanggil untuk meringankan beban para korban.
“Donasi yang Vivo berikan ini tentu saja tidak bisa menggantikan kerusakan dan kehilangan yang terjadi, namun vivo merasa sangat perlu untuk mendukung program penanganan bencana, terutama untuk membantu kelangsungan hidup korban yang selamat. Ini menjadi duka kita bersama, kami berharap upaya yang dilakukan berbagai pihak dapat membantu meringankan beban ribuan saudara kita di Palu, Donggala, dan area terdampak lain,” kata Edy dalam keterangan tertulisnya kepada koranmadura.com
Edy menjelaskan bahwa bantuan tersebut akan diberikan dalam bentuk logistik yang dibutuhkan para korban bencana. Edy juga menyatakan bahwa pihak Vivo Mobile Indonesia mengapresiasi penanganan bencana Palu dan Donggala yang dilakukan secara tanggap, cepat, dan terkoordinasi dari berbagai pihak, baik dari instansi pemerintah, swasta, maupun negara lain.
Karena dalam bencana ini, lanjut Edy beberapa rekan kerja, tim Sales, dan rekan bisnis dari Vivo Mobile Indonesia yang berada di Sulawesi Tengah pun turut menjadi korban; sekaligus beberapa saudara dari karyawan yang bekerja di Vivo Mobile Indonesia.
Donasi secara simbolis diserahkan langsung oleh Fachryansyah Farandy, General Manager for Digital and Partnership PT Vivo Mobile Indonesia kepada Rini Maryani, Vice President Aksi Cepat Tanggap yang bertempat di Kantor Pusat ACT.
“Vivo bekerjasama dengan ACT yang telah sangat sigap dan profesional menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat yang terdampak bencana, termasuk untuk bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah sejak awal. Kami pun berharap bantuan yang diberikan ini dapat sesegera mungkin menjangkau para korban,” kata Fachri
Menerima langsung amanah donasi kemanusiaan dari Vivo untuk Palu-Donggala, Rini mengapresiasi penuh kepercayaan yang telah dititipkan. “Kepedulian dari Bangsa ini, termasuk dari vivo akan menjadi energi penggerak untuk segera memulihkan Palu dan Donggala. Seperti tagar yang diinisiasi oleh ACT bertajuk#IndonesiaBersamaPaluDonggala,” ujarnya.
Kirim Personel
Pasca gempa besar dan tsunami melanda wilayah Palu dan Donggala, Tim Disaster Emergency Response (DERM) ACT langsung merencanakan pemberangkatan personel menuju Donggala dan Palu, berkoordinasi dengan Tim ACT Sulawesi Selatan dan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Sulawesi Selatan. Pada Sabtu dini hari, 29 September 2018, Tim Disaster Emergency Response (DERM) ACT berangkat menuju Donggala dan Palu melalui jalur udara ke Gorontalo, lalu disambung dengan perjalanan darat.
Kemudian pada Minggu, 30 September 2018, sebanyak 24 relawan ACT Sulawesi Selatan, MRI Sulawesi Selatan, dan tim ACT berangkat dari Makassar menuju Bandara Mutiara SIS Al Jufri di Palu. Evakuasi korban yang terjebak di reruntuhan bangunan dan yang terkena terjangan tsunami di pantai Palu terus dilakukan, sembari mencari titik-titik untuk membuka posko kemanusiaan. Tambahan tim ACT berikutnya yang tiba, dialihkan ke bandara Mamuju karena kepadatan bandara Palu. Bersamaan dengan itu, MRI Kalimantan Timur sebanyak 13 orang relawan berangkat menuju Palu dan Donggala dari Pelabuhan Semayang, Balikpapan.
Pada hari kedua pascabencana, ACT telah menurunkan tim yang terbagi di beberapa titik, tim Emergency Response-ACT yang menuju Donggala dari Gorontalo, tim MRI-ACT dari Mamuju yang berada di Donggala sebelah barat teluk, tim MRI-ACT dari Sulawesi Selatan di Kota Palu, dan tim MRI-Kalimantan Timur yang menuju Palu dari Balikpapan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis jumlah terbaru korban yang meninggal dunia pascagempa bumi dan tsunami di Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, hingga Selasa petang, 2 Oktober 2018, telah mencapai sebanyak 1.374 jiwa. Tim ACT telah menyiapkan Posko Kemanusiaan ACT di Jalan H Hayun, Kelurahan Besusu Barat, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu. Posko ini terletak tak jauh dari Gerai Vivo yang telah ditutup untuk sementara waktu untuk menghindari adanya gempa susulan.
“Vivo Indonesia turut prihatin dengan bencana yang terjadi di Palu dan Donggala, semoga upaya pencarian dan penyelamatan korban dapat berjalan lancar dan tuntas. Bersama rakyat Indonesia lainnya, kami selalu berdoa bagi keluarga korban selamat agar diberi kekuatan menghadapi hal ini, ” tutup Fachry. (SOE/DIK)