BANGKALAN, koranmadura.com – Tol jembatan Suramadu yang menghubungkan pulau Jawa dan pulau Madura akhirnya digratiskan oleh Presiden Jokowi pada Sabtu, 27 Oktober 2018 lalu. Keputusan ini membuat masyarakat Madura gembira karena peluang pertumbuhan ekonomi di pulau garam ini semakin terbuka lebar.
Namun demikian tidak sedikit ujaran nyinyir di media sosial yang menuduh penggratisan tersebut sebagai langkah politik Presiden Jokowi untuk mendulang suara di pulau dengan empat kabupaten tersebut.
Menanggapi hal itu Presiden Jokowi menjelaskan bahwa penggratisan tol Suramadu melalui tahapan cukup panjang sejak tahun 2015 lalu. Seperti kita tahu pada tahun 2015 pemerintah mulai menggratiskan jalur untuk sepeda motor. Setelah itu, berdasarkan banyak masukan, pada tahun 2016 tarif kendaraan roda empat dipotong 50 persen.
“Habis itu ada usulan lagi dari masyarakat agar digratiskan saja. Dengan pertimbangan agar jembatan ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Madura, akhirnya pada hari ini kita gratiskan. Kalau ini politis, tidak saya gratiskan sekarang, tapi nanti bulan Maret,” kata Presiden disambut senyum dan tepuk tangan hadirin yang menghadiri acara penggratisan tol Suramadu tersebut.
Saat ditanya dari mana biaya perawatan dan biaya operasinal Jembatan Suramadu akan didapat pasca digratiskan, Presiden menegaskan bahwa biaya tersebut akan ditanggung oleh APBN, “Jumlahnya tidak besar kok. Hanya sekitar 120 miliar pertahun. Saya pikir APBN cukup mampu membiayai itu,” terang Presiden. (BETH)