SAMPANG, koranmadura.com – Puluhan honorer kategori 2 (K2) berbondong-bondong datangi kantor Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Sampang dan ruang kerja Sekretaris Daerah (Sekda) setempat karena marasa tidak puas dengan sistem penerimaan CPNS online saat ini.
Ahmad Faisol, guru Honorer K2 di salah satu SDN di wilayah Kecamatan Kedungdung mengungkapkan, bahwa telah beredar informasi yang menyatakan sebanyak 194 honorer K2 yang hanya bisa mendaftar untuk mengikuti tes CPNS 2018 di Sampang.
Padahal, menurutnya, meski dalam aturannya ada batasan usia 35 tahun untuk bisa mendaftar mengikuti tes CPNS, masih banyak honorer K2 yang masih memenuhi syarat untuk mendaftar yang belum sepenuhnya terakomodir. Selain itu, kecurigaan para honorer K2 yang memenuhi syarat ini karena tidak bisa mencetak salinan resume pendaftaran yang sudah dilakukannya via online.
“Kemarin sempat keluar data sebanyak 194 K2 yang hanya bisa mendaftar CPNS. Tapi melihat angka data itu, kan masih banyak honorer K2 yang memenuhi syarat yang belum terakomodir. Data itu muncul di WA yang katanya dari BKPSDM,” ujarnya, Jumat, 5 Oktober 2018.
Sementara Plt BKPSDM Kabupaten Sampang, Abd Hannan mengaku, akan tetap mengupayakan kepentingan honorer K2 di Sampang untuk tetap terakomodir. Bahkan, pihaknya membantah mengenai jumlah 194 K2 yang hanya bisa diterima.
“Batas usia 35 tahun itu sudah ketentuan, namun kami tidak bisa melarang mereka untuk mendaftar. Sedangkan data 194 K2 tersebut hanya sebatas kroscek. Di Sampang ada 1.724 K2, siapapun boleh mendaftar tapi semua keputusan tetap ada di BKN. Karena semuanya itu sudah sistem online yang ditentukan pusat dan kami tidak bisa menentukanya. Yang jelas tidak ada perioritas untuk K2, semuanya pusat yang menentukan,” tegasnya. (MUHLIS/ROS/VEM)