PAMEKASAN, koranmadura.com – Pada momentum hari Batik Nasional, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Pamekasan, Madura, Jawa Timur, memborong batik lokal.
Ketua PWI Pamekasan, Abd Aziz mengaku, sengaja membeli batik dengan jumlah banyak, hal itu dimaksudkan sebagai bentuk komitmen PWI dalam mewujudkan dan melestarikan hazanah budaya dunia dari Indonesia yang telah diakui oleh PBB.
“Kita sengaja membeli batik untuk seragam anggota dan pengurus PWI ini bersamaan dengan Hari Batik Nasional 2 Oktober 2018 kali ini,” kata Abd Aziz, Selasa, 2 Oktober 2018.
Motif batik yang dibeli PWI Pamekasan secara langsung kepada pengrajin batik di Desa Larangan Badung, Kecamatan Pegantenan, Pamekasan itu antara lain batik motif Sekar Jagat, Beras Dumpa dan batik motif res-leres.
Seperti diketahui, pada 24 Juli 2009 lalu, Pemkab Pamekasan membuat terobosan dengan mencanangkan kota Pamekasam sebagai kota batik yang ditandai dengan kegiatan “Pamekasan Membatik” yang digelar di sekitar monumen Arek Lancor.
Kegiatan membatik yang masuk dalam catatan Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) tersebut, diikuti 600 pembatik, dengan panjang kain yang dibatik 1.530 meter, angka sesuai dengan hari jadi Kabupaten Pamekasan.
Gaung Pamekasan sebagai kota batik, menurut dia, tidak berlangsung lama, karena upaya mempromosikan potensi batik yang ada di wilayah itu tidak dilakukan. Dua tahun setelah pencanangan Pamekasan sebagai kota batik, penjualan batik di Pamekasan justru menurun.
Gerai batik yang banyak dibangun oleh pengrajin dan pedagang tidak sedikit yang terpaksa tutup. “PWI memandang di Hari Batik Nasional 2 Oktober ini merupakan momentum yang tepat untuk memulai kedepan, menggencarkan kembali promosi batik yang merupakan kekayaan hazanah budaya di Pamekasan ini,” ungkapnya.
Dirinya pun mengaku ingin ikut mempromosikan batik hasil para pengrajin asal Pamekasan tersebut. “Rasanya tidak salah, jika kemudian PWI ikut membantu mempromosikan batik hasil kerajinan warga Pamekasan ini dengan cara menggunakan batik sebagai seragam anggota dan pengurus PWI Pamekasan untuk tiga tahun kedepan,” imbuh Abd Aziz yang juga Mahasiswa pascasarjana Media dan Komunikasi Universitas Airlangga (Uniar) Surabaya. (RIDWAN/ROS/VEM)