KORANMADUA.com – Baru-baru ini para ilmuwan di University of Athens mempublikasikan hasil penelitiannya tentang bahaya rokWok elektrik yang biasa dikenal dengan sebutan Vape. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa dalam jangka pendek vape bisa menyebabkan kerusakan lebih parah. Ini dibuktikan dalam percobaan ada tikus yang diberi zat aditif, yaitu perasa, dan menyebabkan peradangan paru-paru yang mirip atau lebih buruk daripada menggunakan rokok tradisional.
“Efek merugikan yang diamati pada paru-paru pada paparan uap rokok elektrik pada model hewan menyoroti perlunya penyelidikan lebih lanjut tentang keamanan dan toksisitas perangkat yang berkembang pesat di seluruh dunia ini,” ujar peneliti, Dr Constaninos Glynos dikutip dari Daily Mail.
Para peneliti membandingkan beberapa kelompok tikus yang menerima paparan dari uap rokok eletrik empat kali sehari. Satu kelompok menerima asap rokok dan tiga lagi menerima uap vaper yang mengandung propilen glikol dan nikotin atau dua bahan ini dan penyedap tembakau. Batch kelima baru mendapatkan udara yang normal dan sehat dan bertindak sebagai kontrol.
Beberapa hewan di masing-masing kelompok menjalani rejim selama tiga hari (jangka pendek) dan yang lain empat minggu (jangka panjang). Ada peningkatan tanda peradangan, produksi lendir dan fungsi paru-paru berubah di ketiga kelompok vape hanya setelah tiga hari terpapar.
“Temuan kami menunjukkan bahwa paparan uap rokok elektrik dapat memicu respons inflamasi dan memengaruhi mekanisme sistem pernapasan. Dalam banyak kasus, rasa tambahan pada vape memperparah efek merugikan dari vape itu sendiri,” jelas Glynos.
Penelitian ini dipublikasikan di American Journal of Physiology-Lung Cellular, dan menyimpulkan bahwa vape jelas sama bahayanya dengan rokok tradisional bagi kesehatan paru-paru. (detik.com/BETH/VEM)